kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 16.060   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.211   -47,59   -0,66%
  • KOMPAS100 1.082   -13,82   -1,26%
  • LQ45 849   -13,02   -1,51%
  • ISSI 220   -1,43   -0,65%
  • IDX30 433   -7,62   -1,73%
  • IDXHIDIV20 521   -9,97   -1,88%
  • IDX80 123   -1,75   -1,40%
  • IDXV30 128   -2,48   -1,90%
  • IDXQ30 144   -2,60   -1,78%

Jepang Temukan Harta Karun Senilai Rp 421,3 Triliun, Masa Depan Negeri Sakura Cerah!


Selasa, 17 Desember 2024 / 10:34 WIB
Jepang Temukan Harta Karun Senilai Rp 421,3 Triliun, Masa Depan Negeri Sakura Cerah!
ILUSTRASI. Penemuan cadangan mangan besar-besaran di dasar laut sekitar Pulau Minami-Tori-shima, yang terletak sekitar 1.200 mil dari Tokyo. REUTERS/Toru Hanai 


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penemuan cadangan mangan besar-besaran di dasar laut sekitar Pulau Minami-Tori-shima, yang terletak sekitar 1.200 mil dari Tokyo, dapat memberikan dorongan ekonomi yang signifikan bagi Jepang.

Dengan perkiraan nilai mencapai US$ 26,3 miliar (Rp 421,3 triliun), penemuan ini berpotensi mengubah perekonomian Jepang, mengingat kandungan kobalt dan nikel yang sangat dibutuhkan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik (EV).

Penemuan Mangan yang Mengandung Kobalt dan Nikel

Penelitian terbaru oleh The Nippon Foundation dan Universitas Tokyo dikutip dari unilad.com, mengungkapkan adanya lapisan nodul mangan di dasar laut yang terletak sekitar 5.700 meter di bawah permukaan laut.

Baca Juga: Kisah di Balik Setelan Jas Elon Musk dalam Perjuangan Menjadi Orang Terkaya Sejagad

Lapisan tersebut diperkirakan mengandung kobalt dan nikel dalam jumlah yang sangat besar. Temuan ini sangat signifikan karena kedua logam ini merupakan bahan baku utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik yang permintaannya semakin meningkat.

Sebanyak 610.000 ton metrik kobalt dan 740.000 ton metrik nikel ditemukan di lokasi tersebut, yang setara dengan nilai yang luar biasa besar, yakni US$ 14,8 miliar untuk kobalt dan US$ 11,4 miliar untuk nikel.

Total nilai kedua logam ini mencapai US$ 26,3 miliar—jumlah yang sangat besar yang berpotensi memberikan dampak besar bagi perekonomian Jepang.

Dampak Ekonomi dari Penambangan Laut Dalam

Menurut The Nippon Foundation, proses penambangan besar-besaran diperkirakan akan dimulai pada akhir tahun fiskal 2025.

Mulai tahun 2026, Jepang berencana untuk membentuk kerja sama joint venture dengan beberapa perusahaan Jepang untuk mengkomersialkan sumber daya mineral tersebut sebagai bahan domestik.

Ini akan membuka peluang besar bagi negara tersebut dalam memperkuat sektor industri, terutama yang berkaitan dengan teknologi baterai kendaraan listrik.

Namun, meskipun potensi ekonominya sangat besar, penambangan laut dalam ini juga menghadirkan tantangan yang tidak bisa dianggap sepele.

Baca Juga: Pasangan Pembeli Mobil Tesla Ini Terkejut Setelah Bandingkan Tagihan Listrik Mereka

Dampak Lingkungan dari Penambangan Laut Dalam

Meskipun potensi ekonomi yang ditawarkan sangat menggoda, penambangan laut dalam juga menimbulkan kekhawatiran serius terkait dampak lingkungan. Beberapa pakar mengungkapkan bahwa penambangan di kedalaman laut yang ekstrem ini dapat memiliki dampak yang merusak pada ekosistem laut.

Penelitian yang dilakukan oleh Travis Washburn, peneliti dari Geological Survey of Japan, menunjukkan bahwa aktivitas penambangan laut dalam dapat menyebabkan hilangnya berbagai spesies laut, baik di dalam maupun di luar area operasi penambangan.

Dalam satu tahun setelah penambangan dilakukan, terdapat penurunan 43% populasi ikan dan udang di sekitar situs tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dampak penambangan laut dalam mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Selain itu, Sophie Benbow, direktur program kelautan di sebuah lembaga konservasi, menyatakan bahwa keragaman hayati laut memiliki potensi untuk memberikan kemajuan medis dan teknologi baru. Namun, keberagaman ini bisa musnah sebelum kita benar-benar memahaminya jika penambangan dasar laut dilakukan terlalu dini.

Baca Juga: Ilmuwan Klaim Konsumsi Hot Dog dapat Memperpendek Usia Hingga 36 Menit, Benarkah?

Kompleksitas Penambangan di Kedalaman Laut

Melakukan penambangan di kedalaman laut yang ekstrem tentu bukanlah tugas yang mudah. Colin Hamilton, seorang ahli dalam bidang ini, mengungkapkan bahwa penambangan di kedalaman seperti ini memerlukan teknologi canggih dan prosedur yang sangat hati-hati.

Menurutnya, proyek ini bisa menjadi uji coba yang penting untuk mengevaluasi manfaat dan kerugian dari penambangan laut dalam sebagai bagian dari transisi global dari bahan bakar fosil ke bahan baku material yang lebih ramah lingkungan.

Meskipun potensi ekonomi dari penambangan mineral ini sangat besar, keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan harus dipertimbangkan secara matang agar dampaknya tidak merugikan ekosistem laut yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.

Selanjutnya: Astra Agro Lestari (AALI) Catat Produksi TBS 3,4 Juta Ton per November 2024

Menarik Dibaca: 5 Tips untuk Mencegah Tindakan Bunuh Diri



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×