kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Jerman: Negara Barat berada dalam kompetisi sistemik dengan China


Selasa, 09 Juni 2020 / 15:10 WIB
Jerman: Negara Barat berada dalam kompetisi sistemik dengan China
ILUSTRASI. Seorang siswa memegang bendera China dan Jerman sebelum upacara penyambutan yang diselenggarakan oleh Presiden Xi Jinping untuk Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 10 Desember 2018. REUTERS/Jason Lee


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Jerman mengatakan, negerinya, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara Barat lainnya berada dalam kompetisi sistemik dengan China.

Cuma, negara-negara Barat terutama AS sedang melemahkan dirinya sendiri. Ini menyusul rencana Presiden Donald Trump menarik ribuan tentara AS dari Jerman.

“Kita berada dalam kompetisi sistemik dengan China. Tetapi, Barat sedang melemahkan dirinya sendiri,” kata Peter Beyer, Koordinator Jerman untuk Hubungan Trans-Atlantik, kepada Reuters, Senin (8/6).

Bukan cuma itu, dia mengatakan, rencana AS menarik pasukan dari negeri panzer bakal "mengguncang pilar hubungan Trans-Atlantik". Hanya, ia menegaskan, antara Jerman dan AS belum bercerai.

Baca Juga: AS tarik ribuan tentara, Jerman: Ini benar-benar tidak bisa diterima

"Tapi, kami sudah berada pada tingkat hidup bersama yang jauh lebih rendah dari sebelumnya. Sangat menyedihkan, karena apa yang terjadi bukan demi kepentingan Jerman, Eropa, atau Amerika," ujar Beyer.

Trump telah memerintahkan militer AS untuk memindahkan 9.500 tentara dari Jerman, menurut seorang pejabat senior AS pada Jumat (5/6). Langkah ini akan mengurangi pasukan AS menjadi 25.000 tentara. 

Presiden AS murka lantaran Kanselir Jerman Angela Merkel menolak undangan KTT G7. Tetapi, Beyer menyebutkan, Merkel bukan menolak melainkan belum bisa menerimanya lantaran ada penguncian virus corona baru. 

Baca Juga: Jerman: Rencana AS tarik pasukan guncang pilar hubungan Trans-Atlantik

Tapi, Jerman menyebutkan, mereka belum menerima konfirmasi langsung dari AS. "Saya tidak ingin berspekulasi pada sesuatu yang saya tidak punya konfirmasi," kata Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer pada konferensi pers, Senin (8/6), seperti dikutip Reuters.

“Faktanya adalah, kehadiran pasukan AS di Jerman melayani seluruh keamanan aliansi NATO, demikian juga keamanan Amerika. Itulah dasar kami bekerja bersama," ujarnya.

Sumber dalam koalisi Pemerintah Jerman mengatakan, Berlin belum menerima balasan dari Pemerintah AS, meskipun ada pertanyaan melalui berbagai saluran diplomatik soal rencana penarikan pasukan. "Ini menunjukkan, diskusi kontroversial dalam Pemerintah AS," katanya ke Reuters.

Baca Juga: U.S. decision to withdraw troops from Germany unacceptable: Merkel ally

Langkah penarikan pasukan adalah sentuhan terbaru dalam hubungan antara Berlin dan Washington yang sering tegang selama Pemerintahan Trump. Trump telah menekan Jerman untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan menuduh Berlin sebagai "tawanan" Rusia karena sebagian mengandalkan energi dari negeri beruang merah.

Thomas Kleine-Brockhoff, Vice President at German Marshall Fund of United State, yang mempromosikan hubungan AS-Eropa, mengatakan, keputusan penarikan pasukan “bukan balas dendam”.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×