Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
HONG KONG. Mata uang regional Asia langsung meredup setelah perekonomian China diperkirakan melambat di bawah hitungan awal. Kekhawatiran bahwa Yunani tak bisa memenuhi persyaratan bailout membuat permintaan aset dari negara berkembang turun drastis.
Terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mata uang Korea Selatan, won merosot 0,5% ke 1.147,20 pada pukul 11:44 di Soul. Ringgit Malaysia mundur 0,6% menjadi 3,1714, bath Thailand minus 0,4% ke 31,77 dan rupiah terbenam 0,5% ke 9.494. Asia dollar indeks turun 0,3% menjadi 114,69.
Wakil Kanselir Jerman, Philipp Roesler mengaku skeptis bahwa para pemimpin Eropa bisa menyelamatkan Yunani.
Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index turun paling dalam, lebih dari waktu seminggu setelah Guoqing Song, anggota komite akademis People’s Bank of China, pada 21 Juli lalu melontarkan prediksi bahwa ekspansi Beijing akan mendingin menjadi 7,4% di akhir September. Kondisi pasar semakin lesu tatkala Wakil Kanselir Jerman, Philipp Roesler mengaku skeptis bahwa para pemimpin Eropa bisa menyelamatkan Yunani.
"Mata uang Asia bergerak dengan katalis eksternal," ulas Tohru Nishihama, ekonom Dai-ichi Life Research Institute Inc di Tokyo. Menurutnya, mata uang regional tertekan lantaran banyak negara Asia yang bergantung dari penghasilan ekspor ke China.
Perlu diketahui, China adalah pasar ekspor terbesar bagi Korea Selatan, Taiwan dan Thailand dan kedua terbesar untuk Malaysia. Sekitar dua per tiga ekonomi Taiwan dan Thailand didapat dari hasil penjualan ke Negeri Ginseng.