Sumber: Newsweek | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral Amerika Serikat tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.
Dalam pidatonya di Dallas, Powell menjelaskan bahwa inflasi saat ini mendekati target Fed sebesar 2 persen, tetapi belum mencapainya.
Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa harga konsumen naik sebesar 2,6 persen pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya, meningkat dari 2,4 persen pada September.
Ini adalah kenaikan inflasi tahunan pertama dalam tujuh bulan terakhir. Powell menyatakan bahwa kondisi ekonomi yang kuat memungkinkan para pembuat kebijakan Fed untuk memantau laju inflasi dengan hati-hati tanpa harus segera mengurangi suku bunga lebih jauh.
Baca Juga: Dolar AS Mencapai Puncak Terkuat 6 Bulan Seiring Fokus pada Data Inflasi Amerika
"Ekonomi saat ini tidak mengirimkan sinyal bahwa kita perlu terburu-buru menurunkan suku bunga," kata Powell.
"Kekuatan yang kita lihat dalam ekonomi memberi kita kemampuan untuk mengambil keputusan dengan bijaksana," tambahnya.
Penurunan Suku Bunga Sebelumnya oleh Federal Reserve
Pada bulan September, Fed menurunkan suku bunga acuannya sebesar setengah poin menjadi kisaran antara 4,75 hingga 5 persen. Penurunan ini dilakukan setelah suku bunga mencapai level tertinggi dalam 23 tahun.
Sepanjang tahun 2022 dan 2023, Fed menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali untuk mengekang inflasi tinggi yang melanda AS dan berbagai negara di dunia pasca-pandemi COVID-19. Penurunan suku bunga di bulan September menandai penurunan pertama dalam empat tahun.
Pada Kamis lalu, Fed kembali menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin, sehingga suku bunga turun menjadi antara 4,5 hingga 4,75 persen. Suku bunga federal ini merupakan suku bunga target di mana bank komersial meminjam dan meminjamkan cadangan mereka secara semalam.
Baca Juga: Starlink Masuki Pasar India, Jadi Ancaman Perusahaan Telekomunikasi Mukesh Ambani
Jika suku bunga federal terus turun, biaya pinjaman konsumen, seperti hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit, diharapkan akan ikut menurun dari waktu ke waktu.
Para ahli memprediksi Fed akan kembali menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin pada Desember mendatang. Namun setelah itu, kebijakan Fed menjadi kurang jelas.
Pada bulan September, para pejabat Fed mengisyaratkan bahwa mereka memperkirakan suku bunga akan dipotong empat kali pada tahun 2025. Namun, Wall Street kini hanya memproyeksikan dua kali pemotongan suku bunga Fed, menurut CME FedWatch.
Jerome Powell Memuji Pertumbuhan Ekonomi AS
Powell menyebut pertumbuhan ekonomi domestik AS sebagai "yang terbaik di antara ekonomi besar di dunia" pada Kamis lalu.
Dalam laporan World Economic Outlook terbaru yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional (IMF) bulan lalu, diperkirakan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) AS akan tumbuh sebesar 2,5 persen pada kuartal keempat, yaitu dari Oktober hingga Desember, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Elon Musk Hampir Memecahkan Rekor Kekayaannya Berkat Kenaikan Saham Tesla
Angka ini merupakan proyeksi pertumbuhan tercepat di antara tujuh negara maju utama di dunia.
Powell menegaskan bahwa kekuatan ekonomi AS saat ini memberikan Fed fleksibilitas yang lebih besar dalam mengambil keputusan terkait suku bunga. Ke depan, keputusan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut akan sangat bergantung pada tren inflasi dan pertumbuhan ekonomi, sehingga memungkinkan Fed untuk menyeimbangkan stabilitas harga dan pertumbuhan yang berkelanjutan.