Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Israel dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Minggu untuk tidak menduduki kembali Jalur Gaza. Ini menjadi upaya publik pertama Biden yang signifikan untuk menahan sekutu Amerika tersebut setelah serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, termasuk sedikitnya 29 orang Amerika.
Mengutip New York Times, Biden telah memberikan dukungan kuat kepada Israel sejak serangan 7 Oktober dan menolak mengkritik Israel atas pengepungan balasan di Gaza, wilayah pesisir yang dikuasai Hamas. Itu terus dilakukan Biden meskipun para pejabat PBB telah memperingatkan akan adanya krisis kemanusiaan di sana.
Namun dalam wawancara terbarunya, dia memperingatkan terhadap pendudukan skala penuh di Gaza.
“Saya pikir itu adalah kesalahan besar,” kata Biden dalam acara 60 Minutes di CBS dalam percakapan yang direkam Kamis lalu dan disiarkan pada Minggu malam.
“Begini, yang terjadi di Gaza, menurut saya, adalah Hamas dan elemen ekstrim Hamas tidak mewakili seluruh rakyat Palestina. Dan saya pikir merupakan suatu kesalahan jika Israel menduduki Gaza lagi.”
Namun mengusir para ekstremis di sana, tambahnya, merupakan persyaratan yang perlu dilakukan.
Baca Juga: Ini 2 Resolusi dari Rusia & Brazil untuk Israel & Gaza
Hamas harus dilenyapkan
Melansir Reuters, Biden meyakini kelompok militan Hamas harus dilenyapkan.
Biden tidak menganggap pasukan Amerika diperlukan di lapangan karena Israel memiliki salah satu “kekuatan tempur terbaik”, bahkan ketika kapal perang Amerika menuju ke wilayah tersebut di tengah meningkatnya bentrokan di perbatasan utara Israel dengan Lebanon.
Ketika ditanya apakah dia yakin Hamas harus dilenyapkan seluruhnya, Biden berkata, "Ya, saya yakin. Tapi perlu ada otoritas Palestina. Perlu ada jalan menuju negara Palestina," katanya dalam wawancara CBS 60 Minutes seperti yang dikutip Reuters.
Mengutip New York Times, pernyataan Biden muncul ketika dia mempertimbangkan apakah akan mengunjungi Israel dalam beberapa hari mendatang untuk menunjukkan solidaritas terhadap Israel yang masih belum pulih dari serangan Hamas.
Baca Juga: Warga Palestina Melarikan Diri dari Gaza Utara, Israel Bersiap untuk Menyerang
Menurut seorang pejabat pemerintah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan undangan tersebut kepada Biden pada akhir pekan. Namun Biden belum memutuskan apakah akan hadir atau tidak.
Dalam wawancara 60 Minutes, Biden tidak secara eksplisit mengatakan apakah Israel harus mengirim pasukan darat ke Gaza untuk sementara waktu.
Israel menarik diri dari Gaza pada tahun 2005, dan Hamas memenangkan pemilu pada tahun 2006.
Kelompok ini mengambil kendali penuh atas daerah kantong tersebut dan mengusir para pemimpin Palestina yang lebih moderat seperti mereka yang menjalankan Otoritas Palestina di Tepi Barat.
Selama 18 tahun terakhir, Hamas dan rekan-rekannya yang lebih radikal dari waktu ke waktu melancarkan serangan terhadap Israel, yang memicu beberapa perang singkat.
Baca Juga: Zelenskiy: Hamas Adalah Organisasi Teroris, Rusia Adalah Negara Teroris
Banyak analis militer mengatakan serangan darat ke Gaza dan perang kota yang diakibatkannya bisa sangat berbahaya bagi pasukan Israel dan warga sipil Palestina.
Namun setelah serangan paling mematikan terhadap Israel dalam beberapa dekade terakhir, para pemimpin Israel berpendapat bahwa mereka tidak bisa hanya membalas dengan serangan udara biasa, dan mereka telah memutuskan untuk menghancurkan Hamas untuk selamanya.