kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Joe Biden Siap Lindungi Warga Palestina di AS dari Ancaman Deportasi


Kamis, 15 Februari 2024 / 11:11 WIB
Joe Biden Siap Lindungi Warga Palestina di AS dari Ancaman Deportasi
ILUSTRASI. Pengunjuk rasa meneriakkan slogan saat aksi pro-Palestina, di tengah gejolak kekerasan Israel-Palestina, di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Selasa (18/5/2021). REUTERS/Brian Snyder


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Presiden AS, Joe Biden, pada hari Rabu (14/2) menyatakan siap melindungi ribuan warga Palestina yang tinggal di AS dari ancaman deportasi, setidaknya selama 18 bulan ke depan.

Dalam pesan yang diterima New York Times, Biden mengatakan bahwa banyak warga Palestina yang kini berada dalam bahaya jika tinggal di Jalur Gaza.

"Oleh karena itu, saya mengarahkan penundaan pemindahan warga Palestina tertentu yang berada di Amerika Serikat," kata Biden.

Sekitar 6.000 warga Palestina memenuhi syarat untuk mendapat penangguhan hukuman berdasarkan program yang disebut Deferred Enforced Departure (Keberangkatan Paksa yang Ditangguhkan).

Baca Juga: Gedung Putih Mendesak Israel untuk Menghentikan Perang di Gaza

Di bawah program itu, para imigran diperbolehkan tetap tinggal di AS apabila kampung halamannya berada dalam krisis. Mereka juga mendapatkan izin kerja secara legal.

Keputusan ini dikeluarkan di tengah besarnya tekanan yang dihadapi Biden terkait kebijakannya dalam merespons perang di Gaza.

Dalam beberapa minggu terakhir, kelompok pro-Palestina telah melakukan demonstrasi di sejumlah lokasi kampanye Biden sambil meneriakkan kalimat "Genocide Joe".

Meskipun demikian, AS belum memberi isyarat bahwa mereka merencanakan perubahan kebijakan besar, termasuk memberikan persyaratan bantuan militer senilai miliaran dolar kepada Israel.

Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Rafah Bisa Memicu Pembantaian

Perang di Gaza telah berlangsung empat bulan, dimulai ketika pasukan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan itu menyebabkan 1.200 orang Israel tewas.

Sejak saat itu, serangan militer Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 28.000 penduduk Palestina. Sebagian besar wilayah Gaza hancur, lebih dari 1 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal.

Penduduk Gaza yang masih bertahan kini tinggal di Rafah, wilayah aman yang berbatasan dengan Mesir. 

Sayangnya, baru-baru ini Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan militernya untuk menyerang kawasan itu sebagai bagian dari upaya menumpas Hamas hingga ke akarnya.



TERBARU

[X]
×