Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pemilik Bitcoin (BTC) dengan kekayaan setara US$1 juta atau lebih melonjak tajam dalam setahun terakhir, sejak Donald Trump dipastikan menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada 5 November 2024.
Data on-chain terbaru yang dianalisis oleh Finbold Research menunjukkan bahwa jumlah alamat dompet Bitcoin dengan nilai kepemilikan minimal US$1 juta meningkat sekitar 44.783 alamat dalam periode 12 bulan terakhir, atau naik sekitar 33,8%.
Rata-rata, terjadi penambahan sekitar 3.700 alamat baru per bulan yang masuk kategori “miliuner Bitcoin”.
Per 5 November 2025, tercatat 156.705 alamat menyimpan antara US$1 juta hingga US$9,99 juta dalam bentuk Bitcoin, naik dari 120.851 alamat setahun sebelumnya.
Baca Juga: Pasar Kripto Jepang Kembali Bergairah di Tengah Harapan Pelonggaran Regulasi
Selain itu, jumlah alamat dengan nilai kepemilikan US$10 juta atau lebih juga melonjak dari 11.697 menjadi 20.626.
Jika digabungkan, total alamat yang masuk kategori “miliuner Bitcoin” kini mencapai sekitar 177.331 alamat.
Pergerakan “Daftar Orang Kaya Bitcoin”
Kenaikan jumlah alamat miliuner ini terjadi di tengah satu tahun penuh apresiasi harga Bitcoin yang diikuti oleh periode volatilitas pasar.
Pada hari pemilu AS, 5 November 2024, harga Bitcoin berada di sekitar US$69.000. Dari titik tersebut, harga terus naik bertahap selama 11 bulan berikutnya, didorong oleh minat institusional yang meningkat, selera risiko yang membaik, dan ekspektasi terhadap kebijakan yang lebih ramah terhadap kripto di bawah pemerintahan Trump.
Kenaikan itu berpuncak pada rekor tertinggi baru, yakni lebih dari US$126.000 pada Oktober 2025. Namun setelah puncak tersebut, momentum harga mulai melambat.
Bitcoin sempat turun di bawah US$100.000 dalam 24 jam terakhir—penurunan pertama dalam beberapa bulan—menandakan koreksi lanjutan sejak pertengahan Oktober.
Dampak Politik dan Kebijakan AS terhadap Bitcoin
Tren pasar ini bertepatan dengan pergeseran sikap politik AS terhadap aset digital. Selama masa kampanye dan setelah kembali ke Gedung Putih, Presiden Donald Trump menyampaikan niat untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai pemimpin dalam inovasi Bitcoin dan kripto, termasuk melalui dukungan regulasi yang lebih jelas serta insentif bagi penambangan domestik.
Meskipun kerangka kebijakan detailnya masih dalam tahap penyusunan, sikap yang lebih konstruktif dari pemerintah AS diyakini turut mendorong sentimen positif di kalangan investor institusional dan pemodal besar.
Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok ke US$103.000, Pasar Waspadai Koreksi di Bawah US$100.000
Fakta bahwa jumlah alamat miliuner Bitcoin terus bertambah, bahkan selama periode koreksi harga, menunjukkan adanya akumulasi jangka panjang oleh investor dengan keyakinan tinggi terhadap masa depan aset digital ini.
Pertumbuhan Bitcoin Setahun Pasca-Pemilu
Pertumbuhan Bitcoin setahun pasca-pemilu AS mencerminkan bagaimana posisi investor dan konsentrasi kekayaan di jaringan Bitcoin terus berkembang mengikuti dinamika politik, makroekonomi, dan ekspektasi jangka panjang terhadap aset digital.
Dengan tahap baru regulasi dan partisipasi institusional yang masih dalam proses, distribusi kekayaan Bitcoin akan tetap menjadi indikator penting untuk mengukur tingkat kepercayaan pasar menuju tahun 2026.
Sebagai catatan, satu individu dapat mengendalikan lebih dari satu alamat Bitcoin. Oleh karena itu, jumlah alamat miliuner tidak selalu mencerminkan jumlah investor unik. Namun, tren peningkatan tersebut tetap menjadi indikator signifikan tentang konsentrasi kepemilikan besar dalam ekosistem Bitcoin.













