Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan Selasa (4/11/2025), dengan investor bersiap menghadapi potensi koreksi di bawah level psikologis US$100.000.
Berdasarkan data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, harga Bitcoin sempat menyentuh level terendah di US$103.732 di bursa Bitstamp, turun lebih dari 2% dalam satu hari perdagangan.
Bitcoin dalam “Free Fall”, Trader Waspadai Arah ke US$92.000
Pelemahan dini sudah terlihat sejak sesi perdagangan Asia, di mana para pelaku pasar semakin memperkirakan bahwa support US$100.000 akan gagal dipertahankan.
Baca Juga: Bitcoin Runtuh pada Oktober, Akhiri Rekor 7 Tahun Bulan Keberuntungan Trader Kripto
“$BTC sedang dalam kondisi free fall saat ini,” ujar investor dan pengusaha kripto Ted Pillows melalui platform X.
“Tidak ada level support kuat hingga US$100.000, artinya kemungkinan besar akan diuji kembali,” tambahnya.
Pillows menambahkan bahwa terdapat gap (celah harga) yang belum terisi di pasar Bitcoin Futures milik CME Group, berada di sekitar US$92.000, sedikit di bawah level pembukaan tahun 2025.
“Jika Bitcoin kehilangan zona US$100.000, koreksi menuju level US$92.000 sangat mungkin terjadi, karena ada CME gap di sana,” tambahnya.
Tekanan dari Penurunan Saham AS dan Penguatan Dolar
Sementara itu, trader Daan Crypto Trades memperingatkan bahwa pasangan BTC/USD telah kehilangan “dukungan utama” yang menopang harga dalam beberapa pekan terakhir.
“Harga kini mendekati dasar dari rentang di mana sebelumnya terbentuk higher low setelah pemantulan pasca peristiwa likuidasi besar pada 10 Oktober,” tulisnya di X, merujuk pada crash pasar kripto 10 Oktober.
Daan juga mencatat adanya penjualan besar-besaran dari para “whales” Bitcoin, diikuti dengan melemahnya pasar saham AS dan penguatan dolar Amerika Serikat (USD) — tiga faktor yang menjadi angin sakal bagi pasar kripto.
“Secara keseluruhan, ini bukan resep yang baik untuk sementara waktu,” ujarnya.
Baca Juga: BlackRock Jual Hampir 800 Bitcoin Senilai Rp1,4 Triliun, Ada Apa?
Sementara itu, trader derivatif Ardi juga memperkirakan potensi penurunan lanjutan hingga menguji level US$102.000, yang bertepatan dengan candle wick pada 10 Oktober di bursa Binance.
Level tersebut juga berkonfluensi dengan rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50 pekan Bitcoin, yang belum tersentuh selama tujuh bulan terakhir.
Tekanan Beli Melemah, Sinyal “Kapitulasi” Muncul
Tekanan harga yang berlanjut kini memicu kerugian belum terealisasi (unrealized losses) bagi investor jangka pendek, yang mulai mengalami tekanan setelah pembelian di harga tinggi.
Menurut data dari platform analitik onchain Glassnode, indikator Net Unrealized Profit/Loss (NUPL) untuk short-term holders (STH) — investor yang menahan aset kurang dari 155 hari — telah kembali memasuki wilayah “kapitulasi”.
Saat artikel ini ditulis, nilai NUPL berada di -0,058, mendekati titik terendah sejak April 2025.
“Secara historis, periode tekanan dan kapitulasi STH seperti ini sering kali menandai peluang akumulasi menarik bagi investor sabar,” tulis Glassnode melalui akun X pada Senin (3/11/2025).


 
 
 
 
 
 
 
 
 










