Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dari 20 negara yang paling parah terkena dampaknya, Amerika Serikat menempati urutan kelima berdasarkan kasus per kapita, menurut penghitungan Reuters. Amerika Serikat memiliki sekitar 30 kasus per 10.000 orang. Spanyol menempati urutan pertama lebih dari 48 kasus per 10.000 orang, diikuti oleh Belgia, Swiss, dan Italia.
Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan, selain melebihi jumlah korban Perang Vietnam, jumlah korban untuk virus corona di AS mencapai puncak jumlah kematian akibat flu musiman dalam beberapa tahun terakhir, kecuali untuk musim 2017-2018.
Baca Juga: WHO: Pandemi corona masih jauh dari selesai dan ganggu layanan kesehatan lain
Kematian karena flu berkisar dari 12.000 pada musim 2011-2012 hingga 61.000 selama 2017-2018.
Meski demikian, angka kematian virus corona di Amerika Serikat lebih rendah dari 100.000 warga Amerika yang tewas akibat flu musiman pada tahun 1967, menurutĀ CDC. Flu musiman ini juga jauh lebih mematikan daripada flu Spanyol, yang dimulai pada 1918 dan menewaskan 675.000 warga Amerika.
Baca Juga: Pengangguran naik, makin banyak negara bagian AS longgarkan lockdown
Perintah tinggal di rumah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengekang penyebaran virus telah menghantam perekonomian, dengan jumlah orang Amerika yang mencari tunjangan pengangguran selama lima minggu terakhir melonjak menjadi 26,5 juta orang.
Belasan negara bagian mulai melonggarkan pembatasan tinggal di rumah meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan bahwa tindakan prematur dapat menyebabkan lonjakan kasus baru.