kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kanada Resmi Menggulirkan Sanksi Ekonomi Tahap Pertama untuk Rusia


Rabu, 23 Februari 2022 / 11:09 WIB
Kanada Resmi Menggulirkan Sanksi Ekonomi Tahap Pertama untuk Rusia


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - OTTAWA. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Selasa (22/2) mengumumkan sanksi ekonomi tahap pertama terhadap Rusia. Ini merupakan respons atas sikap Rusia yang mengakui kedaulatan wilayah separatis Ukraina di Donetsk dan Luhansk sebagai wilayah merdeka.

Dilansir dari Reuters, pemerintahan Trudeau akan melarang warga Kanada melakukan semua transaksi keuangan dengan Luhansk dan Donetsk. Kanada juga akan melarang warganya untuk terlibat dalam pembelian utang negara Rusia.

Belum cukup sampai di situ, Trudeau juga akan memberikan sanksi kepada anggota parlemen Rusia yang memilih keputusan untuk mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai independen.

Setelah ini Kanada akan menerapkan sanksi tambahan pada dua bank Rusia yang didukung negara dan mencegah transaksi keuangan dengan mereka.

Baca Juga: Yakin Invasi ke Ukraina Segera Terjadi, Inggris Siapkan Sanksi untuk Rusia

Selain Kanada, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jerman dan Inggris juga telah mengumumkan sejumlah langkah yang akan menyulitkan pergerakan finansial Rusia jika nantinya invasi benar-benar terjadi.

Tidak hanya sanksi ekonomi, pada hari Selasa Trudeau juga memberi izin terhadap pengerahan pasukan tambahan ke Latvia untuk memberikan perlindungan keamanan di kawasan tersebut.

"Jadi hari ini, saya juga mengizinkan pengerahan hingga 460 anggota Angkatan Bersenjata Kanada ke Operation Reassurance. Ini melibatkan lebih banyak pasukan ke Latvia, serta pengerahan fregat tambahan dan pesawat patroli maritim," ungkap Trudeau, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Berdirinya Luhansk dan Donetsk Membuat Militer Rusia Lebih Leluasa di Ukraina Timur

Bagi Trudeau, langkah Rusia saat ini sudah sangat jelas menunjukkan pelanggaran terhadap kedaulatan Ukraina, meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa tujuan dikerahkannya pasukan ke Ukraina timur adalah untuk menjaga perdamaian.

"Jangan salah, ini adalah invasi lebih lanjut dari negara berdaulat dan itu sama sekali tidak dapat diterima. Belum terlambat bagi Rusia untuk mencari resolusi diplomatik," lanjut Trudeau.

Wilayah separatis yang didukung Rusia di Luhansk dan Donetsk memisahkan diri dari kendali pemerintah Ukraina pada 2014. Pada hari Senin (21/2) dua wilayah tersebut memproklamirkan diri sebagai wilayah independen dengan nama Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk. Deklarasi ini langsung diakui oleh Rusia.




TERBARU

[X]
×