kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.878   61,00   0,38%
  • IDX 7.147   -14,46   -0,20%
  • KOMPAS100 1.093   -1,18   -0,11%
  • LQ45 868   -4,12   -0,47%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -2,73   -0,61%
  • IDXHIDIV20 535   -4,97   -0,92%
  • IDX80 125   -0,13   -0,10%
  • IDXV30 135   -1,16   -0,85%
  • IDXQ30 148   -1,31   -0,88%

Kapal Perang Moskva Tenggelam, Pengamat Berikan Analisis Menarik


Jumat, 22 April 2022 / 16:39 WIB
Kapal Perang Moskva Tenggelam, Pengamat Berikan Analisis Menarik
ILUSTRASI. Kapal pendarat besar Angkatan Laut Rusia Korolev berlayar di Dardanelles, dalam perjalanannya ke Laut Hitam, di Canakkale, Turki 8 Februari 2022.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Simpang siur penyebab kapal perang penjelajah Moskva milik Rusia yang karam di Laut Hitam semakin memperjelas masalah besar persoalan korupsi yang dihadapi oleh negara adidaya tersebut.

“Sampai saat ini penyebab Moskva tenggelam masih simpang siur di tengah arus perang informasi, bagi saya ambil kesimpulan sederhana saja. Kapal Moskva itu karam karena perilaku korupsi menahun,” tutur Algooth Putranto, pengamat Ilmu Komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid dalam keterangannya, Jumat (22/4).

Menurut Algooth, penyebab tenggelamnya kapal tempur sebuah negara dengan alasan kerahasiaan maupun strategis akan selalu ditutupi. Untuk Rusia ini bukan kali pertama. Ini adalah kedua. Yang pertama dan tragis adalah kapal selam raksasa Kursk yang tenggelam pada 12 Austus 2000.

Tenggelamnya kapal selam nuklir Kursk adalah merupakan salah satu insiden terburuk dalam sejarah Angkatan Laut Rusia. Konyolnya, Kursk tenggelam saat menjalani latihan Armada Utara di kedalaman 108 meter. Peristiwa ini menewaskan 118 awak.  

Baca Juga: Amerika Serikat Persiapkan Upaya Baru untuk Menindak Penghindaran Sanksi Rusia

Sampai sekarang penyebab Kursk tenggelam masih simpang siur. Ada yang bilang kebocoran bahan bakar torpedo sehingga meledak, ada pula versi yang lebih kontroversial yang menyebutkan Kursk mengalami kerusakan akibat tabrakan dengan kapal selam NATO.

“Jangan lupa, ketika tragedi Kursk terungkap, dunia justru dikejutkan dengan fakta bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin saat itu justru menolak tawaran bantuan dari kapal Angkatan Laut Inggris dan Norwegia. Alhasil awak gagal diselamatkan,” tuturnya.

Seperti diketahui ketika awak Kursk berjuang menyelamatkan diri saat itu Putin sedang berlibur di Laut Hitam. Dia baru berbicara ke publik dan memnta bantuan internasional setelah empat hari berita musibah terungkap dan baru mendatangi lokasi setelah sembilan hari.

Pada akhirnya sebagian Kurks berhasil dievakuasi oleh tim Belanda dari dasar laut Barents setahun kemudian dengan biaya sangat besar. Bagian yang mengangkut alutsista dengan hulu ledak aktif dihancurkan sementara reaktor nuklir dinonaktifkan. 

Baca Juga: Panas! Rusia sebut aktivitas militer AS di wilayah Laut Hitam sebagai ancaman

Seiring berjalannya waktu, di tengah ketertutupan investigasi Kurks, justru membuat lebih banyak peneliti politik dan sosial dari Barat yang meyakini penyebab tenggelamnya Kursk adalah akibat korupsi yang yang sudah berlangsung lama dalam sistem politik dan militer di Rusia.

Korupsi di dalam militer yang menahun membuat kesejahteraan prajurit tidak ideal demikian pula standar perawatan dan pengadaan bagi alutsista sehingga justru membahayakan prajurit yang menggunakan. 

Kejadian kapal selam Kurks serupa dalam kejadian tenggelamnya kapal perang Moskva yang merupakan buatan Ukraina di masa Uni Sovyet. “Alasan resmi pihak Rusia konyol karena menyebutkan peledakan amunisi. Secara komunikasi ini tidak masuk logika.” 

Hingga saat ini Rusia dengan seluruh kebesarannya terhitung konsisten dalam praktik korupsi. Sebagai contoh pada tahun 2020, organisasi Transparency International menemukan risiko korupsi yang di pada sektor pertahanan. Alasan kerahasiaan menjadikan kontraktor sipil tidak transparan.

“Bukti korupsi di Rusia luar biasa adalah di tahun 2016, ketika Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev dan kepala badan anti-korupsi Rusia, Dmitry Zakharchencko ditangkap karena korupsi. Barang bukti uang suap keduanya yang kalau dirupiahkan mencapai triliunan,” tuturnya.

Baca Juga: Rusia: Kami tidak akan menjauhkan diri dari AS dan China demi beberapa intrik

Namun yang menjadi masalah besar adalah pemerintah Rusia bukannya melakukan pemberantasan korupsi dengan baik, sebaliknya justru melibas gerakan anti korupsi yang digerakkan masyarakat dengan melakukan penangkapan.

“Tahun lalu gerakan anti korupsi marak di Rusia. Demonstrasi anti korupsi di seratus kota di seluruh penjuru Rusia terjadi diikuti banyak penangkapan. Puncaknya, popularitas Presiden Putin yang digoyang gerakan anti korupsi justru mengobarkan perang ke Ukraina untuk meraih simpati pendukungya,” pungkasnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×