Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Kasus virus corona Argentina mencapai 3 juta per Minggu (2/5), ketika pekerja medis mengatakan rumah sakit penuh meskipun pemerintah memperkuat langkah-langkah untuk menurunkan penyebaran infeksi.
Mengutip Reuters, Senin (3/5), Kementerian Kesehatan Argentina mengatakan, ada 11.394 kasus baru selama periode 24 jam terakhir, memunculkan tonggak sejarah baru yang suram, dengan 156 kematian baru, sehingga total kematian mencapai 64.252.
Pemerintah Presiden Alberto Fernandez pekan ini meluncurkan babak baru pembatasan yang lebih ketat karena gelombang kedua infeksi telah melanda negara itu, mengisi unit perawatan intensif dan membuat catatan harian baru untuk kasus dan kematian.
Tetapi staf medis mengatakan itu masih belum cukup.
"Masyarakat perlu lebih waspada dan tahu bahwa rumah sakit penuh dan tenaga kesehatan kelelahan," kata Luciana Berti, asisten bedah berusia 41 tahun seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Prancis membatasi pelancong dari Argentina, Chili, Afrika Selatan, dan Brasil
Argentina, yang telah melalui tiga tahun resesi berturut-turut, diperburuk oleh pandemi, menyeimbangkan kebutuhan untuk membendung penyebaran virus sambil melindungi pemulihan ekonomi yang rapuh.
Marcela Cid, pemilik bisnis di pinggiran Buenos Aires, mengatakan bahwa orang Argentina semakin "terkunci dalam situasi" yang meski perlu, tidak banyak membantu siapa pun yang mencoba keluar dari pandemi.
Dokter anak Argentina Carlos Kambourian mengatakan bahwa kuncinya adalah mempercepat kampanye vaksinasi yang terhenti. Jika tidak, dia memperingatkan, rumah sakit akan kewalahan.
Data pemerintah menunjukkan, tingkat keterisian tempat tidur perawatan intensif sekitar 68,1% secara nasional.
"Saat ini sistem kesehatan tidak mendukung satu pasien lagi," kata Kambourian. "Ini sudah meluap."
"Kita bisa terus memperpanjang langkah setiap 15 hari dari sini hingga dua tahun dari sekarang jika kita tidak melakukan apa yang perlu dilakukan, yaitu melakukan tes dan vaksinasi, tes dan vaksinasi," katanya.