Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Kebijakan imigrasi Presiden AS, Joe Biden, mulai membuahkan hasil. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah imigran ilegal yang masuk dari perbatasan AS-Meksiko mulai berkurang.
Melansir Reuters, otoritas Patroli Perbatasan AS mencatat adanya penurunan hingga 20% dalam jumlah imigran ilegal yang ditangkap.
Data yang dirilis pada Jumat (7/6) menunjukkan bahwa ada sekitar 3.100 orang yang menyeberang secara ilegal.
Baca Juga: Elon Musk Ancam akan Melarang Gadget Apple di Perusahaannya, Kenapa?
"Masih terlalu dini untuk mengatakan ini adalah tren yang baik. Tetapi saya pikir ini merupakan indikasi kemungkinan keberhasilan awal," kata salah satu petugas yang berbicara secara anonim.
Masalah imigrasi jadi salah satu isu utama yang disuarakan warga AS jelang pemilu presiden bulan November mendatang.
Dalam pemilu presiden AS tahun ini, Biden akan kembali tampil sebagai calon dari Partai Demokrat. Lawannya tidak lain adalah Donald Trump yang jadi andalan Partai Republik.
Baca Juga: Jadwal Debat Capres AS 2024, Ada di Bulan Juni dan September
Kebijakan Imigrasi Joe Biden
Soal imigran, Biden dan Trump memiliki pandangan yang cukup sejalan, meski dalam praktiknya Trump terlihat lebih keras.
Sejak mulai bekerja di Ruang Oval pada tahun 2021, Biden membatalkan banyak kebijakan imigrasi Trump yang sangat membatasi, namun telah memperkuat pendiriannya dalam menghadapi rekor penangkapan migran di perbatasan.
Biden menerapkan kebijakan menyeluruh pada 5 Juni lalu, yang pada dasarnya melarang migran yang secara ilegal melintasi perbatasan AS-Meksiko untuk meminta suaka.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Dukung Proposal Gencatan Senjata Israel-Hamas
Larangan suaka ini memiliki pengecualian bagi anak di bawah umur tanpa pendamping, orang-orang yang menghadapi ancaman medis atau keselamatan serius, dan korban perdagangan manusia.
Kebijakan baru tersebut bertujuan untuk memaksimalkan jumlah migran yang ditempatkan dalam status "pembuangan yang dipercepat", sebuah proses deportasi jalur cepat.
Sejak 5 Juni, lebih dari 2.000 orang per hari dievakuasi secara cepat, lebih dari dua kali lipat angka sebelumnya.