Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bank of Japan (BOJ) mengambil keputusan yang mengejutkan pada Senin (28/4). Pada pertemuan hari ini, BOJ memutuskan untuk tidak menambah stimulus seperti yang diramal pelaku pasar.
Dalam pernyataan resminya, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan mereka butuh beberapa waktu untuk mengevaluasi dampak dari kebijakan suku bunga negatif yang sudah diterapkan sebelumnya.
Tak pelak, market terkejut. Sebab, mayoritas analis yang disurvei Bloomberg memproyeksikan adanya sejumlah aksi dari bank sentral sebagai respon dari penguatan yen beberapa waktu terakhir. Seperti yang diketahui, penguatan yen akan berdampak buruk bagi Jepang yang mengandalkan ekspor.
Sebelumnya, BOJ optimistis, penerapan suku bunga negatif yang diterapkan sejak Januari lalu akan mengerek pengucuran kredit.
Pada rapat hari ini, BOJ juga tidak mengubah tiga kunci utama pelonggaran kebijakan, yakni nilai stimulus untuk pembelian obligasi sebesar 80 triliun yen atau US$ 732 miliar, suku bunga acuan di level -0,1%, serta program pembelian aset-aset berisiko termasuk saham.
Secara terpisah, BOJ menunda jangka waktu target inflasi 2% menjadi tahun fiskal 2017. Ini merupakan penundaan keempat kalinya dalam setahun terakhir.
"Kuroda ingin menegaskan bahwa keputusan BOJ tidak diambil berdasarkan permintaan market. Masih terlalu dini untuk mengambil kebijakan lain setelah mengimplementasikan suku bunga negatif beberapa bulan lalu," jelas Kyohei Morita, chief Japan economist Barclays Plc.
Dia menambahkan, pesan penting dari BOJ hari ini adalah BOJ mengambil keputusan berdasarkan data ekonomi yang ada. "Saya memprediksi mereka akan meningkatkan stimulus pada Juli seiring review terhadap outlook inflasi," paparnya.