Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bulan lalu China mencatat arus keluar dana investor asing terbesar di pasar keuangan mereka.
Sementara itu, investor mulai mengincar saham-saham di Amerika Serikat, seiring terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.
Gejala tersebut tercatat oleh lembaga pemerintah Administrasi Negara Valuta Asing.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Anjlok 1% ke Level Terendah dalam 1 Minggu
Mereka mencatat bank-bank domestik China telah mentransfer dana hingga US$ 45,7 miliar ke luar negeri atas nama klien mereka.
Transfer dana tersebut umumnya untuk keperluan investasi surat berharga.
Data resmi Chinabond juga menunjukkan lembaga asing memangkas kepemilikan obligasi pemerintah China.
Baca Juga: Jika Menjawab Ya untuk 5 Pertanyaan Ini, Anda Lebih Sukses dari yang Dibayangkan
Bulan lalu kepemilikan mereka 2,08 triliun yuan atau setara US$ 285,5 miliar, level terendah sejak September 2023.
Sementara itu, nilai belanja bersih investor China atas surat berharga yang terdaftar di Hong Kong mencapai nilai tertinggi dalam lebih dari tiga tahun.
Pembelian mereka mencapai HK$ 125 miliar atau setara US$ 16 miliar pada bulan November.
Baca Juga: 4 Tanda Utama Seseorang Termasuk dalam Warga Kelas Bawah Tanpa Menyadarinya
Arus dana keluar ini menandakan kekhawatiran investor terhadap rencana pengenaan tarif 60% pada barang China yang akan menghancurkan perdagangan antara kedua negara.
Ken Cheung, kepala strategi valas Asia Mizuho Bank, mengatakan bahwa ancaman tarif AS dari Trump dan faktor perbedaan suku bunga akan memicu tekanan arus keluar dari China.
Survei BofA Global Research pada Desember 2024 melihat alokasi investor untuk saham AS telah mencapai rekor tertinggi bulan ini.
Baca Juga: Tokyo Resmi Terapkan 4 Hari Kerja dalam Seminggu, Tujuannya untuk Atasi Krisis Ini
Pergeseran ini disebabkan oleh optimisme pertumbuhan AS, pemotongan pajak, deregulasi, dan pemangkasan suku bunga di masa jabatan kedua Donald Trump.