Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari Selasa (28/5/2024), saham Nvidia mencapai tonggak sejarah baru yang menjadikan CEO-nya, Jensen Huang, sebagai konglomerat dengan kekayaan mencapai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.612 triliun (kurs Rp 16.124) .
Huang, yang merupakan salah satu pendiri Nvidia dan pemegang saham terbesar dengan 3,7% saham, menambah kekayaannya sebesar US$ 6,6 miliar pada hari Selasa, sehingga kekayaan bersihnya mencapai US$ 99,9 miliar menurut perkiraan Forbes.
Rekor kekayaan Huang ini tercipta berkat lonjakan saham Nvidia ke level tertinggi sepanjang masa, mencapai US$ 1.141 per saham, naik 7% dalam satu hari. Peningkatan ini menambah sekitar US$ 190 miliar pada kapitalisasi pasar Nvidia, yang melonjak menjadi US$ 2,8 triliun.
Baca Juga: Kekayaan CEO Nvidia Jensen Huang Melesat Menjadi Rp 1.439 Triliun dalam 5 Tahun
Dengan nilai tersebut, Nvidia kini hanya terpaut US$ 108 miliar dari Apple yang memiliki kapitalisasi pasar US$ 2,9 triliun, dan kurang dari US$ 400 miliar dari Microsoft dengan kapitalisasi pasar US$ 3,2 triliun.
Ini merupakan peningkatan luar biasa dari valuasi Nvidia yang berada di bawah US$ 100 miliar lima tahun lalu, menjadikannya pemimpin baru di Wall Street.
Selama sebulan terakhir, Nvidia telah menambah lebih dari US$ 600 miliar pada kapitalisasi pasarnya, sebagian besar setelah merilis laporan pendapatan kuartal terbarunya minggu lalu.
Keuntungan ini, yang dicapai dalam tiga sesi perdagangan, lebih besar dari nilai pasar keseluruhan kecuali 11 perusahaan publik global lainnya, mengungguli Tesla, JPMorgan Chase, dan Walmart.
Baca Juga: Kekayaan Orang Tajir Dunia Melonjak Berkat Ledakan Pasar Saham yang Didorong AI
"Setiap perusahaan yang ingin berinvestasi dalam AI harus membeli chip GPU Nvidia yang mahal," tulis Ed Yardeni, pendiri Yardeni Research, dalam catatannya kepada klien pada hari Selasa seperti dikutip dari Forbes, Rabu (29/5).
Nvidia dikenal karena merancang chip semikonduktor GPU yang diperlukan untuk mendukung AI.
Berbasis di Santa Clara, Nvidia adalah salah satu perusahaan paling penting di Silicon Valley, didirikan pada tahun 1993 setelah percakapan di restoran Denny's. Huang, yang terkenal dengan jaket kulit hitamnya, telah memimpin perusahaan ini selama 31 tahun.
Meskipun kekayaan Huang meningkat pesat, ia masih tertinggal jauh sebesar US$ 105 miliar dibandingkan orang terkaya di dunia, Bernard Arnault, dan US$ 100 miliar dibandingkan orang terkaya di AS, Jeff Bezos.
Nilai pasar, ketenaran, dan kinerja keuangan Nvidia telah tumbuh pesat dalam dua tahun terakhir berkat minat yang meningkat terhadap AI.
Baca Juga: Nvidia Tambah Investasi di Vietnam Sebesar US$ 250 Juta
Laba Nvidia sebesar US$ 15 miliar selama kuartal pertama tahun 2024 adalah sekitar 40 kali lebih tinggi dari laba bersihnya pada periode yang sama tahun 2019, dan tujuh kali lebih besar dari laba tahun lalu.