Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
SINGAPURA. Bagai roda pedati, dunia terus berubah dengan cepat. Begitu juga dengan profil miliarder di dunia. Di tahun 2015 mendatang, kaum tajir di Asia Pasifik diprediksi bakal melampaui kekayaan orang kaya di Amerika Utara. Proyeksi itu dilontarkan riset Cap Gemini SA dan Royal Bank of Canada. Dalam Asia-Pacific Wealth Report yang terbit kemarin terungkap, kebangkitan ekonomi Jepang bakal melipatgandakan kekayaan kaum miliarder di Negeri Sakura tersebut.
Proyeksi Cap Gemini SA dan Royal Bank of Canada, total kekayaan miliarder Asia bakal melesat menjadi US$ 15,9 triliun di tahun 2015 mendatang. Angka ini melompat dari US$ 12 triliun di akhir tahun 2012. Nah, total kekayaan kaum tajir di Amerika Utara diprediksi bakal bertumbuh tipis lantaran kondisi makro ekonomi yang masih belum pulih total.
Di akhir tahun lalu, total kekayaan miliarder Amerika mencapai US$ 12,7 triliun. Catatan saja, laporan tersebut menghitung kekayaan kaum tajir dengan kepemilikan aset minimal US$ 1 juta. Jepang menjadi penopang utama melesatnya total kekayaan kaum tajir di Asia. Saat ini kaum kaya di Jepang menyumbang setengah dari total kekayaan miliarder Asia.
Kebijakan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, yang menargetkan inflasi 2% menjadi faktor utama pertumbuhan aset miliarder Jepang. Tahun lalu, aset miliarder Jepang hanya tumbuh 5,2% atau terendah di antara 18 negara Asia lain. “Meskipun pertumbuhan beberapa tahun terakhir loyo, Jepang tetap menjadi kekuatan ekonomi besar," tulis laporan itu, mengutip Bloomberg, kemarin.
Faktor penopang lain yakni miliarder Jepang berbondong-bondong memindahkan aset dari kas ke saham. Fenomena ini cerminan optimisme terhadap prospek ekonomi Jepang. Selama periode tahun 2007-2012, pertumbuhan aset miliader Asia Pasifik sebesar 4,9%. Pencapaian ini tiga kali lipat lebih besar dibandingkan pertumbuhan aset miliarder Amerika Utara.
Di tahun 2012, jumlah miliarder Asia Pasifik tumbuh 9,4% menjadi 3,68 juta orang. Di periode sama, miliarder Amerika Utara tumbuh 11,5% menjadi 3,73 juta orang. Perlambatan populasi miliarder Asia dinilai hanya sementara.