Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China membeli setidaknya 10 kargo kedelai asal Amerika Serikat (AS) senilai sekitar US$ 300 juta dalam kontrak yang ditandatangani sejak Selasa (25/11/2025).
Hal tersebut diungkap dua pedagang yang mengetahui kesepakatan tersebut, sehari setelah Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump berbicara melalui telepon.
Pembelian dalam volume yang luar biasa besar ini memperpanjang lonjakan pembelian China setelah mencairnya hubungan dagang AS-China baru-baru ini.
Presiden AS Donald Trump menyebut hubungan dengan China "sangat kuat" setelah panggilan telepon dengan mitranya dari China, Xi Jinping, pada hari Senin (24/11/2025).
Trump mengatakan ia telah mendesak Xi untuk mempercepat dan meningkatkan pembelian barang-barang AS oleh Beijing selama panggilan telepon tersebut, dan bahwa pemimpin China tersebut "kurang lebih setuju".
Baca Juga: Mobil China GWM Pacu Penjualan, Siapkan Pabrik Eropa 300.000 Unit Per Tahun
Seorang pedagang mengatakan Cina membeli sekitar 12 kargo, sementara pedagang lain memperkirakan volumenya mencapai 10-15. Setiap kargo berbobot sekitar 60.000 hingga 65.000 metrik ton.
Semua kargo dijadwalkan untuk pengiriman bulan Januari dari terminal-terminal di Gulf Coast AS dan pelabuhan-pelabuhan di Pacific Northwest, kata sumber tersebut pada hari Rabu.
Pembelian ini terjadi meskipun harga kedelai AS lebih tinggi daripada pasokan Brasil.
China, yang sebagian besar menghindari kedelai AS selama berbulan-bulan di tengah ketegangan perdagangan Washington-Beijing, baru-baru ini meningkatkan pembelian menyusul perundingan akhir Oktober antara para pemimpin kedua negara di Korea Selatan.
Pembeli biji-bijian milik negara, COFCO, telah memimpin pembelian, mencatat hampir 2 juta ton kedelai AS sejak akhir Oktober, menurut data Departemen Pertanian AS.
Kesepakatan terbaru masih jauh di bawah 12 juta ton pembelian yang diumumkan oleh Gedung Putih.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Selasa bahwa pembelian kedelai Amerika oleh Tiongkok "tepat waktu," mengutip kesepakatan bagi Beijing untuk membeli 87,5 juta ton produk AS selama tiga setengah tahun ke depan.













