Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BUSAN. Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mencapai kesepakatan dengan Presiden China Xi Jinping untuk mengurangi tarif impor terhadap China sebagai imbalan atas komitmen Beijing untuk memberantas perdagangan ilegal fentanyl. Sementara China melanjutkan pembelian kedelai dari AS dan menjaga ekspor mineral langka (rare earths) tetap berjalan.
Pertemuan langsung antara Trump dan Xi di kota pelabuhan Busan, Korea Selatan, merupakan pertemuan tatap muka pertama mereka sejak 2019. Agenda ini menjadi penutup dari lawatan cepat Trump di Asia, di mana ia mengumumkan sejumlah terobosan dagang dengan Korea Selatan, Jepang, dan negara-negara Asia Tenggara.
"Pertemuan ini luar biasa," kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One setelah meninggalkan Busan. "Saya beri nilai 12 dari 10," ujarnya dengan nada puas.
Baca Juga: Pernyataan Hasil FOMC Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) 29 Oktober 2025
Trump menjelaskan, tarif terhadap produk impor China akan diturunkan menjadi 47% dari sebelumnya 57%, dengan tarif untuk bahan kimia prekursor fentanyl dipangkas setengahnya, dari 20% menjadi 10%.
Menurut Trump, Xi berjanji akan bekerja keras menghentikan aliran fentanyl ke AS, obat sintetis mematikan yang menjadi penyebab utama kematian akibat overdosis di Amerika. "Saya menurunkan tarif karena percaya mereka benar-benar mengambil tindakan tegas," tambahnya.
Pengumuman Trump membuat pasar saham global berfluktuasi. Indeks saham utama Asia dan Eropa bergerak naik turun, sementara Indeks Shanghai melemah dari posisi tertinggi 10 tahunnya, dan harga kedelai AS juga sedikit turun.
"Reaksi pasar menunjukkan sebagian besar sudah memperkirakan kesepakatan ini," kata Kyle Rodda, analis pasar senior di Capital.com, Melbourne. Banyak pelaku pasar berharap tarif fentanyl dihapus sepenuhnya, jadi reaksi yang datar ini bisa dimaklumi.
Kini, hanya India dan Brasil yang masih menghadapi tarif tinggi dari AS di antara mitra dagang utama Washington.
Pertemuan dua pemimpin besar dunia itu berlangsung di sela-sela KTT APEC selama hampir dua jam. Sebelumnya, para negosiator AS dan China telah mencapai kesepakatan awal untuk mencegah kenaikan tarif hingga 100% terhadap barang-barang China dan menunda pembatasan ekspor China atas mineral langka, sektor yang dikuasai Beijing.
Baca Juga: Washington Post Dikritik karena Tak Ungkap Kepentingan Keuangan Bezos dalam Editorial
Meski begitu, banyak pihak menilai perdamaian dagang ini bisa bersifat sementara, mengingat ketegangan ekonomi dan politik antara dua negara tersebut masih tinggi.
"Adalah hal yang normal jika dua kekuatan besar sesekali mengalami gesekan," kata Xi. Xi mengaku bersedia terus bekerja sama dengan Presiden Trump untuk membangun dasar yang kuat bagi hubungan China–AS.
China juga meminta pelonggaran pembatasan ekspor teknologi AS dan penghapusan biaya pelabuhan baru terhadap kapal China, yang selama ini menjadi bagian dari kebijakan AS menekan dominasi China di sektor logistik dan perkapalan global.
Trump tidak menanggapi langsung soal itu, tetapi mengatakan China akan segera membeli jumlah besar kedelai dan produk pertanian AS. Reuters sebelumnya melaporkan China telah membeli kedelai AS untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, menjelang pertemuan ini.
Trump juga menegaskan China tidak akan menerapkan kembali pembatasan ekspor mineral langka, bahan penting untuk industri mobil listrik, pesawat tempur, dan teknologi tinggi.
Sebagai langkah antisipatif, selama kunjungannya ke Asia, Trump menandatangani sejumlah kesepakatan dengan Jepang dan negara-negara Asia Tenggara untuk mendiversifikasi pasokan mineral langka, meski upaya tersebut diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.
Trump menambahkan isu chip kecerdasan buatan (AI) milik perusahaan AS Nvidia tidak dibahas dalam pertemuan itu, sekaligus mengklarifikasi pernyataannya sehari sebelumnya tentang kemungkinan mengizinkan ekspor versi terbatas chip GPU terbaru perusahaan tersebut.













