kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.559   -43,30   -0,50%
  • KOMPAS100 1.184   -9,05   -0,76%
  • LQ45 856   -8,27   -0,96%
  • ISSI 303   -0,84   -0,28%
  • IDX30 442   -4,10   -0,92%
  • IDXHIDIV20 510   -5,72   -1,11%
  • IDX80 133   -1,18   -0,88%
  • IDXV30 137   -1,08   -0,78%
  • IDXQ30 141   -1,74   -1,22%

Garis Merah Dilanggar: Jepang Mantap Kirim Rudal, China Murka


Rabu, 26 November 2025 / 04:40 WIB
Garis Merah Dilanggar: Jepang Mantap Kirim Rudal, China Murka
ILUSTRASI. Jepang memastikan tetap melanjutkan rencana penempatan rudal di pangkalan militer dekat Taiwan, meski China menganggap langkah itu sebagai provokasi besar. Yuichi Yamazaki/Pool via REUTERS


Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Jepang memastikan tetap melanjutkan rencana penempatan rudal di pangkalan militer dekat Taiwan, meski China menganggap langkah itu sebagai provokasi besar. 

Menteri Pertahanan Jepang, Shinjiro Koizumi, mengunjungi pangkalan militer di Pulau Yonaguni yang hanya berjarak sekitar 11 km dari Taiwan, Minggu lalu. Di sana dia menegaskan bahwa rencana penguatan pertahanan tetap berjalan.

“Penempatan rudal ini justru dapat mengurangi risiko serangan terhadap Jepang,” kata Koizumi seperti yang dilansir The Independent. 

Ia membantah anggapan bahwa langkah tersebut justru akan memperburuk ketegangan kawasan.

Koizumi juga bertemu dengan Wali Kota Yonaguni, Tsuneo Uechi, dan menyampaikan bahwa detail rencana penempatan rudal masih disusun. Pemerintah berjanji akan memberi informasi lengkap kepada warga jika rancangan final sudah siap.

Menurut Koizumi, kondisi keamanan Jepang saat ini adalah yang paling serius sejak akhir Perang Dunia II. Karena itu, ia menilai peningkatan kemampuan pertahanan sangat penting, terutama di tengah memburuknya hubungan Jepang–China. Ia juga menegaskan pentingnya dukungan warga setempat.

Baca Juga: AS Mulai Lepas dari China, Tapi Dunia Masih Terjebak Rare Earth Beijing

Sebagai bagian dari penguatan militernya, Jepang berencana menempatkan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah di Yonaguni. Jika konflik China–Taiwan pecah, pulau ini akan menjadi salah satu garis pertahanan terdepan Jepang.

Ketegangan dua negara meningkat setelah Perdana Menteri baru Jepang, Sanae Takaichi, menyebut kemungkinan mengerahkan militer Jepang jika China menyerang Taiwan. Bagi Beijing, Taiwan adalah wilayah yang harus kembali berada di bawah kendalinya.

Pernyataan Takaichi memicu reaksi keras China, termasuk pelarangan impor makanan laut dari Jepang.

“Pemerintah Jepang secara terang-terangan menyampaikan niat campur tangan militer dalam isu Taiwan. Ini pernyataan yang tidak dapat diterima dan telah melewati garis merah,” kata Menteri Luar Negeri Wang Yi.

China bahkan mengirim surat resmi ke Sekjen PBB, António Guterres, yang menyebut sikap Jepang sebagai pelanggaran serius hukum internasional. Dalam surat itu, Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, menegaskan: “Jika Jepang berani ikut campur secara militer, itu adalah tindakan agresi. China akan menggunakan hak membela diri untuk melindungi kedaulatan dan wilayahnya.”

Baca Juga: Babak Baru Perang Ukraina: Damai Tinggal Selangkah Lagi?




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×