kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.668   -22,00   -0,13%
  • IDX 8.555   -46,88   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -11,55   -0,97%
  • LQ45 854   -10,51   -1,22%
  • ISSI 303   -1,07   -0,35%
  • IDX30 441   -4,71   -1,06%
  • IDXHIDIV20 508   -6,96   -1,35%
  • IDX80 133   -1,44   -1,07%
  • IDXV30 137   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   -2,06   -1,45%

Garis Merah Dilanggar: Jepang Mantap Kirim Rudal, China Murka


Rabu, 26 November 2025 / 04:40 WIB
Garis Merah Dilanggar: Jepang Mantap Kirim Rudal, China Murka
ILUSTRASI. Jepang memastikan tetap melanjutkan rencana penempatan rudal di pangkalan militer dekat Taiwan, meski China menganggap langkah itu sebagai provokasi besar. Yuichi Yamazaki/Pool via REUTERS


Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Tokyo membalas dengan menyebut klaim China “sepenuhnya tidak dapat diterima” dan menegaskan komitmen Jepang pada perdamaian.

Di sela-sela KTT G20 di Afrika Selatan, Takaichi dan PM China Li Qiang berada di tempat yang sama namun tidak saling bicara. Setelah acara, Takaichi menyatakan Jepang tetap terbuka untuk berdialog, namun tetap harus tegas dalam menyampaikan keberatan bila diperlukan.

Pulau Yonaguni sendiri berada di ujung Kepulauan Ryukyu — wilayah yang dahulu menjadi pusat perdagangan Jepang, China, dan Asia Tenggara sebelum Jepang mengambil alih pada 1879. Pada 2022, sebuah rudal China jatuh di perairan dekat Yonaguni ketika Beijing menggelar latihan militer setelah kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan.

Situasi ini membuat warga setempat khawatir daerah mereka bisa menjadi medan konflik bila perang meletus di Selat Taiwan. Ketika ditanya soal potensi risiko itu, Koizumi menghindari jawaban langsung dan menyatakan tidak ingin berspekulasi soal skenario terburuk.

Tonton: China Ketar-Ketir Jepang Pasang Sistem Rudal di Dekat Taiwan

Kesimpulan 

Rencana Jepang menempatkan rudal di Yonaguni memperdalam ketegangan dengan China, terutama setelah Perdana Menteri Takaichi membuka kemungkinan intervensi militer jika Taiwan diserang. Beijing menilai langkah itu sebagai ancaman serius dan pelanggaran hukum internasional, sementara Tokyo menganggapnya sebagai upaya mempertahankan diri di tengah situasi keamanan yang semakin rumit. Dengan posisi geografis yang sangat dekat dengan Taiwan, langkah ini menjadikan Yonaguni bukan hanya simbol perlindungan, tetapi juga titik paling rawan jika konflik benar-benar pecah di kawasan Asia Timur.

Selanjutnya: AS Mulai Lepas dari China, Tapi Dunia Masih Terjebak Rare Earth Beijing




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×