kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

Hubungan Jepang–China Memanas, Trump Kirim Pesan kepada Takaichi: “Call Me Anytime”


Selasa, 25 November 2025 / 18:32 WIB
Hubungan Jepang–China Memanas, Trump Kirim Pesan kepada Takaichi: “Call Me Anytime”
ILUSTRASI. PM Jepang Sanae Takaichi bicara dengan Donald Trump, membahas hubungan AS-China di tengah ketegangan Jepang-China soal Taiwan. Simak selengkapnya. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan pesan "Call me anytime" (“hubungi saya kapan saja”) dalam pembicaraan telepon pertama mereka pada Selasa (25/11/2025).

Pernyataan itu muncul setelah komentar Takaichi sebelumnya mengenai kemungkinan keterlibatan militer Jepang jika China menyerang Taiwan, yang memicu ketegangan diplomatik besar dengan Beijing.

Komentar spontan Takaichi di parlemen awal bulan ini yang menyebut bahwa serangan hipotetis China terhadap Taiwan dapat memicu respons militer Jepang—mendapat reaksi keras dari Beijing. China kemudian menerapkan boikot perjalanan ke Jepang sebagai bentuk protes.

Baca Juga: China Kirim Pesan Keras ke Jepang: “Kami Siap Perang”

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan. Namun, pemerintah Taiwan menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa masa depan pulau itu hanya dapat ditentukan oleh rakyat Taiwan sendiri.

Takaichi: “Trump dan saya berteman baik”

Trump belum memberikan komentar publik mengenai perselisihan antara Jepang sekutu keamanan penting AS dan China yang merupakan rival geopolitik utama. Diamnya Trump memicu kekhawatiran di Tokyo tentang sejauh mana AS siap mendukung Jepang.

Namun, Takaichi berusaha meredakan kekhawatiran tersebut setelah panggilan teleponnya dengan Trump.

“Presiden Trump mengatakan bahwa kami berteman sangat baik, dan saya dapat menghubunginya kapan saja,” ujar Takaichi, seraya menambahkan bahwa Trump sendiri yang menginisiasi panggilan tersebut.

Menurut Takaichi, Trump juga menjelaskan kondisi terbaru hubungan AS–China, termasuk hasil percakapannya sehari sebelumnya dengan Presiden China Xi Jinping.

Laporan kantor berita Xinhua menyebut Xi mengatakan bahwa “kembalinya Taiwan ke China” merupakan elemen penting dari visi Beijing terhadap tatanan dunia.

Trump, lewat unggahan di Truth Social, menyatakan bahwa pembicaraan dengan Xi menunjukkan kemajuan dalam negosiasi dagang dan hubungan AS–China sangat kuat. Ia tidak menyebut apakah isu Taiwan dibahas.

Seorang pejabat pemerintah Jepang mengatakan bahwa Tokyo merasa lega karena Trump segera menghubungi Takaichi setelah berbicara dengan Xi.

Taiwan: “Tidak ada pilihan untuk kembali ke China”

Perdana Menteri Taiwan, Cho Jung-tai, menegaskan bahwa bagi 23 juta warga Taiwan, opsi “kembali ke China” tidak dapat diterima.

Baca Juga: Rudal Jepang Dekat Taiwan Bikin China Murka: Asia Menuju Krisis Baru?

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Minoru Kihara, menyatakan bahwa stabilitas hubungan AS–China sangat penting bagi komunitas internasional, termasuk Jepang. Namun, ia menolak mengomentari laporan mengenai pernyataan Xi kepada Trump.

Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang dengan dorongan AS melakukan penguatan militer historis untuk menghadapi meningkatnya kekuatan dan agresivitas China di kawasan Indo-Pasifik.

Beijing pada Senin mengkritik rencana Jepang menempatkan unit rudal permukaan-ke-udara jarak menengah di Pulau Yonaguni, wilayah terdekat Jepang dengan Taiwan.

China menyebut langkah itu sebagai upaya “menciptakan ketegangan dan memprovokasi konfrontasi militer”. Jepang juga mengerahkan jet tempur setelah mendeteksi drone China melintas antara Yonaguni dan Taiwan.

Meski Takaichi menolak mencabut pernyataannya soal Taiwan, Tokyo menyatakan bersedia berdialog dengan China di semua tingkatan demi menurunkan ketegangan. Wakil Menteri Luar Negeri Jepang bertemu Duta Besar China di Tokyo pada Selasa untuk membahas isu-isu yang tertunda.

Namun, Beijing menolak kemungkinan pertemuan perdana antara Takaichi dan Perdana Menteri China Li Qiang di sela-sela KTT G20 di Afrika Selatan akhir pekan lalu.

Para analis menilai sinyal tersebut menunjukkan bahwa hubungan Jepang–China dapat memasuki periode penuh ketegangan di bawah Takaichi, seorang nasionalis garis keras yang popularitasnya di dalam negeri terus meningkat sejak ia menjabat bulan lalu.

Kekhawatiran atas sikap Trump terhadap Taiwan

Meskipun Trump belum menyampaikan posisi langsung terkait perselisihan Jepang–China mengenai Taiwan, Duta Besar AS untuk Jepang, George Glass, menegaskan bahwa Washington mendukung Tokyo dalam menghadapi “pemaksaan” dari China.

Baca Juga: China Kecam Rencana Jepang Kerahkan Rudal di Dekat Taiwan, Picu Ketegangan Regional

Namun, beberapa pejabat Jepang khawatir bahwa Trump dapat mengurangi dukungan AS terhadap Taiwan demi mencapai kesepakatan dagang dengan China. Langkah seperti itu diyakini dapat memberi sinyal kelemahan dan berpotensi memicu konflik di Asia Timur.

Seiko Mimaki, profesor politik dan diplomasi AS di Universitas Doshisha, menulis dalam Asahi Shimbun bahwa tren tersebut perlu dipahami sebagai risiko nyata.

“Pemerintahan Trump tidak dapat dikesampingkan sebagai pemerintahan yang mungkin mengorbankan isu Taiwan demi ‘kesepakatan’ perdagangan dengan China,” tulisnya.

Menanggapi pertanyaan mengenai keheningan Trump terkait isu ini, Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan bahwa tidak menjadi kebiasaan bagi Gedung Putih atau Kementerian Luar Negeri AS untuk mengomentari setiap isu secara langsung.

Selanjutnya: IHSG Terkoreksi Setelah Cetak Rekor, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: Buah Mangga Bagus untuk Diet atau Tidak? Ini Jawabannya




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×