Sumber: CNN,Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kamis (9/7) lalu, Wali Kota Seoul Park Won Soon dilaporkan hilang oleh putrinya. Setelah pencarian selama kurang lebih 7 jam, Won Soon ditemukan sudah tidak bernyawa.
Tewasnya tokoh politik kesayangan warga Seoul ini diduga berkaitan dengan tuduhan pelecehan seksual yang ditujukan kepada Park. Pelapornya tidak lain adalah sekretaris Park.
Melansir Reuters, menurut Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, petugas yang menggunakan drone dan anjing pelacak menemukan mayat Park di Gunung Bugak, Seoul Utara. Park diduga melakukan bunuh diri.
Sebuah pesan singkat ditemukan di meja kerja Park, berisikan permohonan maaf kepada semua orang.
Baca Juga: Surat Walikota Seoul yang ditemukan tewas: Saya minta maaf kepada semua orang
"Saya minta maaf kepada semua orang. Saya berterimakasih kepada semua orang yang bersama saya seumur hidup saya. Saya sangat menyesal kepada keluarga saya, kepada siapa saya hanya menyebabkan rasa sakit," tulisnya.
Dalam catatan tersebut sang wali kota tidak menyebutkan sedikit pun pesan terkait tuduhan pelecehan seksual yang dilayangkan kepadanya.
Kematian Park jelas membuat heboh Seoul, bahkan Korea Selatan. Wali kota yang sudah menjabat selama 3 periode ini digadang-gadang akan menjadi calon kuat Presiden Korea Selatan.
Park berhasil meraih simpati publik sejak ia masih berprofesi menjadi pengacara kasus HAM, dan secara aktif membela korban kekerasan seksual di Korea Selatan. Ia juga aktif sebagai aktivis yang mengkritik Pemerintahan Presiden Park Chung Hee yang dinilai diktator.
Baca Juga: Walikota Seoul yang hilang ditemukan tewas, diduga terkait tuduhan pelecehan seksual
Masyarakat Korea Selatan terpecah
Kematian Park membuat masyarakat Korea Selatan terpecah. Banyak warga Seoul yang mengucapkan duka cita kepada sosok pemimpin yang dinilai berhasil membawa perubahan tersebut.
Mengutip Yonhap, pelayat terlihat memadati rumahsakit tempat Park disemayamkan. Teriakan, seperti "Walikota, Anda tidak boleh pergi seperti ini," dan "Aku mencintaimu, Park Won Soon," terdengar dari para pelayat.
Di sisi lain, banyak juga warga yang mengecam tindakan Park jika tuduhan pelecehan tersebut benar adanya. Tapi, pengadilan memutuskan untuk tidak meneruskan laporan terhadap sang wali kota.
Sebenarnya, aturan hukum Korea Selatan memang bisa membuat sebuah investigasi ditutup jika tersangka meninggal. Sebab, jaksa tidak memiliki dasar untuk membuat dakwaan.
Baca Juga: Wali Kota Seoul, calon potensial Presiden Korea Selatan, yang hilang ditemukan tewas
Melansir CNN, Sabtu (11/7) pukul 9 pagi waktu setempat, sebanyak 344.000 orang telah menandatangani petisi resmi yang menentang pemakaman Park di Seoul yang berlangsung Senin (13/7). Sampai artikel ini ditulis, sudah ada 566.697 orang yang menekennya.
Gerakan ini direspons dengan cukup tegas oleh pihak keluarga. Mereka tidak segan menempuh jalur hukum jika aksi dilanjutkan.
"Jika pencemaran nama baik atas Park Won Soon yang telah meninggal terus berlanjut, kami (pihak keluarga) akan mengambil tindakan hukum," tulis pernyataan keluarga Park seperti dikutip CNN.
Bagaimanapun, kematian Park yang masih menjadi misteri ini memang sangat disayangkan. Apalagi, dia memiliki citra baik dan dinilai bisa membawa perubahan bagi Korea Selatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Ada pandemi Covid-19, tunjangan pengangguran di Korea Selatan cetak rekor tertinggi