Sumber: Indomaret | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kenaikan pajak penjualan dan wabah virus corona menghantam ekonomi Jepang. Buktinya, ekspor Jepang bulan Januari 2020 kembali turun 2,6% secara year on year (yoy).
Mengutip Reuters, ini merupakan penurunan ekspor selama 14 bulan berturut-turut. Di sisi lain, belanja modal turut anjlok karena ekonomi terbesar ketiga di dunia itu bergulat dengan dampak wabah virus corona dan kenaikan pajak penjualan baru-baru ini.
Data Kementerian Keuangan Jepang yang keluar Rabu (19/2) menunjukkan penurunan ekspor Jepang kali ini lebih kecil dari penurunan yang diprediksi para ekonomi yakni 6,9%. Namun, penurunan ekspor ini melanjutkan penurunan yang terjadi pada bulan Desember lalu yang mencapai 6,3%.
Di sisi lain, pesanan mesin inti masih volatile dianggap sebagai indikator belanja modal dalam enam sampai sembilan bulan mendatang, turun 12,5% secara bulanan di bulan Desember 2019.
Baca Juga: Ekonomi terpukul akibat virus corona, ini langkah yang diambil China
Data ini menggarisbawahi, tantangan yang dihadapi Jepang dalam mengatasi tekanan eksternal dan domestik, dengan sedikit ruang yang tersisa untuk manuver kebijakan dan ekonomi tertatih-tatih di jurang resesi.
Terlebih data ekonomi Jepang terbaru pun memperlihatkan permintaan domestik terpukul akibat kenaikan pajak yang terjadi pada bulan Oktober dan virus corona. China yang merupakan mitra dagang terbesar Jepang juga tengah dilanda kemunduran ekonomi akibat penyebaran virus corona yang sudah menewaskan sedikitnya 2.000 orang di China daratan.
Hal tersebut dapat menyeret ekonomi Jepang karena rantai pasokan mobil hingga ponsel pintar dan pariwisata pun terganggu.
Dalam hal volume, ekspor Jepang turun 1,6% yoy pada Januari, ini jadi bulan keenam penurunan berturut-turut. Berdasarkan wilayah, ekspor Jepang ke Negeri Tirai Bambu turun 6,4% seccara yoy, terseret oleh bahan kimia, suku cadang mobil dan komponen elektronik seperti sirkuit terpadu.
Ekspor yang terikat ke China sebenarnya sudah melambat sebelum liburan Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada akhir Januari, kata pejabat kementerian.
Ekspor ke Asia, yang menyumbang lebih dari setengah dari keseluruhan ekspor Jepang, juga turun 3,2% yoy di bulan lalu, menandai penurunan berturut-turut ke-15.
Baca Juga: Jepang beri potongan bunga pinjaman dan pajak untuk pengembang jaringan 5G
Pengiriman ke AS, tujuan utama mobil dan elektronik Jepang, juga turun 7,7% pada Januari, mencatat penurunan berturut-turut selama enam bulan berturut-turut.
Permintaan domestik juga melemah, setelah impor Jepang turun 3,6% yoy di Januari, dibandingkan estimasi median untuk penurunan 1,3%, terseret oleh permintaan gas alam cair, telepon seluler dari Cina dan batubara.
Sebagai hasilnya, neraca perdagangan Jepang mencapai defisit ¥ 1,313 triliun setara US$ 11,94 miliar, dibandingkan estimasi median untuk defisit ¥ 1,695 triliun.