Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Jalan sepanjang beberapa ratus kilometer itu dibangun pada tahun 2019 dan terhubung dengan pangkalan udara yang telah diaktifkan kembali oleh India di Daulat Beg Oldi, dikenal sebagai tempat pendaratan tertinggi di dunia. China curiga pada pembangunan India di daerah itu.
Jalan itu bisa meningkatkan kemampuan Delhi untuk menggerakkan tentara dan alat-alat dengan cepat jika terjadi konflik. Pada bulan Mei, laporan-laporan media mengatakan pasukan China memasang tenda, menggali parit, dan memindahkan alat berat sejauh beberapa kilometer di dalam wilayah yang oleh India dianggap berada dalam kekuasaannya.
Ini bukan pertama kalinya dua negara bertetangga dan bersenjata nuklir itu bertikai tanpa senjata api di perbatasan. India dan China memiliki riwayat sengketa dan klaim wilayah yang tumpang tindih di sepanjang lebih dari 3.440 km LAC yang memisahkan kedua negara.
Penembakan terakhir di perbatasan terjadi pada tahun 1975, ketika empat tentara India terbunuh di sebuah jalan terpencil di negara bagian Arunachal Pradesh di timur laut.
Bentrokan itu digambarkan sebagai penyergapan oleh sebagian mantan diplomat, dan kecelakaan oleh yang lain. Tapi tidak ada peluru yang ditembakkan sejak saat itu.
Akar dari pertikaian tanpa senjata api ini adalah perjanjian bilateral pada tahun 1996 yang mengatakan "tidak ada pihak yang boleh menembak ... melakukan operasi ledakan atau berburu dengan senjata atau bahan peledak dalam jarak dua kilometer dari LAC".
Namun telah terjadi konfrontasi yang tegang di sepanjang perbatasan dalam beberapa pekan terakhir. Pada bulan Mei, tentara India dan China saling baku hantam di wilayah perbatasan, tepatnya di Danau Pangong, juga di Ladakh, dan di negara bagian Sikkim di timur laut India.
India menuduh China mengirim ribuan tentara ke Lembah Galwan di Ladakh dan mengatakan China menduduki 38.000 km persegi dari wilayahnya. Beberapa perundingan dalam tiga dekade terakhir telah gagal menyelesaikan perselisihan soal perbatasan ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lembah Galwan, Kawasan Tinggi dan Sangat Dingin, Mengapa Diperebutkan?",