kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Setelah adu kungfu dengan India, China dituding menyerang Australia


Jumat, 19 Juni 2020 / 21:04 WIB
Setelah adu kungfu dengan India, China dituding menyerang Australia
ILUSTRASI. People stroll through a park in front of the Sydney Opera House amidst the easing of the coronavirus disease (COVID-19) restrictions in Sydney, Australia, May 20, 2020. REUTERS/Loren Elliott


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Belakangan ini, selain Korea Utara, Donald Trump, China acapkali menjadi pemberitaan internasional. Sebut saja pengerahan alat canggih ke Laut China Selatan yang membikin resah negara Asia Tenggara. Lalu pengerahan jet tempur ke Taiwan. Dan terakhir, bentrokan tangan kosong ala film kungfu dengan India. 

Nah, Jumat (19/6) China kembali menjadi pemberitaan dunia. Pemerintah Australia mengecam serangan siber terhadap berbagai instansi pemerintah, industri dan organisasi. Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyatakan, lembaga-lembaga di Australia, baik pemerintah dan swasta, saat ini menjadi sasaran serangan dari peretas "berbasis negara".

Meski Morrison menolak  menyebutkan negara mana yang dia maksud,  sumber ABC di kalangan pejabat yakin, China berada di balik serangan jahat tersebut. Morrison menekankan serangan itu bukan baru terjadi, melainkan berlangsung terus-menerus. Ia meminta lembaga-lembaga pemerintah swasta untuk meningkatkan pengamanan situs website mereka.

Tentu saja China membantah di balik serangan siber tersebut.  Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China yakin, klaim peretasan dari lembaga think tank Australian Strategic Policy Institute (ASPI). "Lembaga ini telah lama menerima dana dari perusahaan-perusahaan senjata AS," tuding Juru bicara Kemlu China, Zhao Lijian, mengutip ABC, Jumat (19/6).

Meski hubungan kedua negara sebelumnya sempat memanas. sikap resmi Pemerintah Australia  terkesan sangat hati-hati.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×