kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Keras soal Hong Kong tapi diam soal demo di Amerika, presiden Taiwan dicemooh


Rabu, 03 Juni 2020 / 21:05 WIB
Keras soal Hong Kong tapi diam soal demo di Amerika, presiden Taiwan dicemooh
ILUSTRASI. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Keras soal Hong Kong maupun diam soal demo di AS, presiden Taiwan dicemooh. REUTERS/Eduardo Munoz


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah dikritik karena sikapnya yang diam terhadap protes kekerasan di Amerika Serikat, setelah sebelumnya mengecam perilaku petugas polisi dan otoritas di Hong Kong karena penanganan kerusuhan di sana.

Jaw Shau-kong, seorang komentator politik dan mantan anggota Kuomintang (KMT) yang merupakan partai oposisi utama di Taiwan mencemooh Tsai karena tidak menyatakan pendapat tentang masalah tersebut.

Baca Juga: Walau aturan diperketat, perusahaan asal China tetap ngotot IPO di bursa AS

"Kenapa Tsai Ing-wen tidak mengatakan apa-apa saat ini? Jika dia bersuara untuk mendukung para demonstran Hong Kong, bagaimana bisa dia tidak mengatakan apa-apa untuk mendukung para demonstran Amerika?" tanyanya seperti dikutip South China Morning Post.

Polisi dan masyarakat di AS sudah bentrok selama delapan hari berturut-turut ketika protes atas kematian warga Afrika-Amerika George Floyd yang berusia 46 tahun yang terbunuh oleh polisi pekan lalu di Minneapolis.

Di beberapa kota, pengunjuk rasa menentang jam malam untuk turun ke jalan, sementara pengerahan pasukan Garda Nasional memicu tuduhan bahwa pihak berwenang menggunakan kekuatan berlebihan.

Jaw mengatakan bahwa hubungan dekat Tsai dengan Presiden AS Donald Trump, yang telah dituduh mengobarkan ketegangan antara polisi dan pengunjuk rasa di AS, membuat Tsai tidak bisa berbicara menentangnya.

Baca Juga: Hong Kong terus dirongrong Amerika, China siapkan Hainan sebagai penggantinya

"Tetapi jika dia menunjukkan dukungan untuk Trump, itu mungkin menempatkan dia dalam situasi yang memalukan, karena banyak negara telah berbicara menentang penanganannya terhadap protes tersebut," katanya.

Juru bicara kepresidenan Taiwan, Ting Yun-kung, mengatakan bahwa kantor kepresidenan sedang memantau perkembangan di AS dan memiliki keyakinan bahwa perselisihan akan diselesaikan secara adil.

“Kami percaya bahwa tidak seperti rezim tirani, perselisihan seperti ini akan ditangani dengan baik melalui dialog dan kerja sama di bawah sistem demokrasi,” katanya.

Trump sendiri pada hari Senin mendeklarasikan dirinya sebagai presiden taat hukum dan ketertiban dan menggambarkan protes sebagai aksi teror domestik. Dia juga memerintahkan pengerahan pasukan dan polisi di jalan-jalan Washington.

Baca Juga: Perbatasan dengan India memanas, China gelar latihan perang di dataran tinggi Tibet

Di sisi lain, Tsai Cheng-yuan, mantan wakil sekretaris jenderal KMT menuduh presiden Tsai dan Trump bersikap munafik dalam penilaian mereka atas masalah yang ada di Hong Kong dan AS.

"Dengan menggambarkan protes di Amerika sebagai tindakan teror domestik dan mengerahkan pasukan Garda Nasional untuk menekan para demonstran, Trump menerapkan standar ganda," katanya.

"Di Hong Kong, protes adalah perjuangan untuk kebebasan dan demokrasi, tetapi di AS, mereka disebut aksi teror," ungkapnya.

Baca Juga: Boris Johnson: Inggris tidak akan meninggalkan orang-orang Hong Kong

Tsai mengatakan bahwa Presiden Tsai juga karena dengan gigih membela demokrasi dan hak asasi manusia di masa lalu, namun tidak mengatakan apa-apa tentang kematian George Floyd.

"Ketika berkaitan dengan warga Amerika berkulit hitam, dia tak berdiri untuk mereka," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×