kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerusuhan dan demonstrasi melanda Eropa, marah soal pembatasan Covid-19 musim dingin


Selasa, 23 November 2021 / 06:15 WIB
Kerusuhan dan demonstrasi melanda Eropa, marah soal pembatasan Covid-19 musim dingin
ILUSTRASI. Kerusuhan dan aksi protes melanda seluruh Eropa. REUTERS/Fabrizio Bensch


Sumber: Business Insider,BBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Kerusuhan dan aksi protes melanda seluruh Eropa. Hal ini terkait dengan kemarahan warga atas pembatasan kegiatan Covid-19 yang baru di musim dingin.

Melansir Business Insider, aksi protes terbaru ini sedang berlangsung di seluruh Eropa sebagai tanggapan terhadap pembatasan musim dingin.

Telah terjadi aksi demonstrasi di kota-kota besar di seluruh Eropa yang menentang aturan dan persyaratan baru terkait pembuktian vaksinasi. Bahkan, tak jarang aksi demonstrasi itu berujung pada kekerasan dan penangkapan atau berubah menjadi kerusuhan.

Aksi demonstrasi terkait virus corona bukanlah hal baru di Eropa. Masyarakat melakukan protes untuk menentang penguncian dan pembatasan pada tahun 2020, dan protes berlanjut hingga tahun ini. Ini karena pemerintah negara Eropa memberlakukan aturan di mana setiap masyarakat harus menunjukkan bukti vaksinasi jika ingin mengakses tempat-tempat publik.

Baca Juga: Jerman: Sebagian besar orang akan divaksinasi, sembuh, atau mati

Akan tetapi, para pengunjuk rasa kini membidik pembatasan baru yang mulai diberlakukan pada awal musim dingin yang bertujuan untuk mengurangi gelombang Covid-19 musim dingin dan semakin beratnya beban sistem kesehatan di wilayah tersebut.

Berdasarkan laporan Reuters, ratusan orang melakukan kerusuhan di Rotterdam, Belanda, pada hari Jumat, dengan tiga orang dirawat di rumah sakit setelah polisi menembakkan peluru.

Dalam kejadian itu, 51 orang ditangkap. Mereka berdemonstrasi menentang proposal pemerintah yang ingin memberlakukan aturan di mana setiap orang harus menunjukkan bukti bahwa mereka telah divaksinasi, baru saja pulih dari Covid-19, atau memiliki hasil tes negatif.

Baca Juga: WHO sangat cemas akan lonjakan Covid-19 di Eropa, mengapa demikian?

Ahmed Aboutaleb, walikota Rotterdam, mengatakan aksi protes itu menjadi "pesta kekerasan".

BBC melaporkan, kekerasan baru meletus di kota Belanda lainnya, Den Haag, pada hari Sabtu, ketika pengunjuk rasa melemparkan kembang api dan membakar sepeda. Di sisi lain, polisi bersenjata tongkat menggunakan kuda dan anjing untuk mengendalikan kerusuhan. Sedikitnya tujuh orang juga ditangkap.

Reuters memberitakan, di Wina, Austria, puluhan ribu orang memprotes pembatasan baru dan rencana pemerintah untuk mewajibkan vaksinasi Covid-19 pada Februari tahun depan. Pemerintah mengatakan langkah itu diperlukan karena negara itu tidak memiliki tingkat vaksinasi yang cukup tinggi.

Ribuan orang memprotes di Zagreb, Kroasia, menentang rencana kebijakan kewajiban vaksin bagi pegawai sektor publik, menurut BBC.

Aksi yang sama juga terjadi di Italia. Il Messaggero melaporkan, ribuan orang berkumpul di Milan dan ribuan lainnya berkumpul di Roma. Mereka memprotes "green pass" negara itu, yakni sertifikat yang membuktikan seseorang telah divaksinasi, dites negatif, atau pulih dari Covid-19.

Selanjutnya: Kasus Covid-19 global naik, Kemenkes minta masyarakat waspada




TERBARU

[X]
×