Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Saham produsen mobil besar Amerika Serikat (AS) seperti General Motors (GM), Ford Motor, dan Stellantis (pembuat Jeep) menguat pada Rabu (23/7/2025) setelah diumumkannya kesepakatan dagang antara AS dan Jepang yang akan menurunkan tarif impor mobil Jepang.
Para investor menilai ini sebagai sinyal positif bahwa lebih banyak kesepakatan perdagangan akan menyusul.
Namun, para produsen mobil sendiri tidak serta-merta menyambut kesepakatan ini dengan suka cita.
Baca Juga: Pertemuan Dagang Korea Selatan-AS Dibatalkan karena Jadwal Menkeu AS Bentrok
Berdasarkan kesepakatan yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada Selasa (22/7/2025), tarif impor mobil dari Jepang ke AS akan dipangkas dari 27,5% menjadi 15%.
Saham GM melonjak 9%, sementara Stellantis naik 12%, karena pelaku pasar berharap hambatan dagang lainnya juga akan dikurangi, sehingga bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Saham Ford naik sekitar 2%, karena perusahaan ini lebih banyak memproduksi mobil untuk pasar AS di dalam negeri dan lebih terlindungi dari tarif impor.
Pada hari yang sama, Uni Eropa dan Amerika Serikat juga dilaporkan hampir mencapai kesepakatan perdagangan serupa, yang akan menetapkan tarif sebesar 15% untuk mobil Eropa.
Namun, GM, Ford, dan Stellantis selama ini harus membayar tarif hingga 25% untuk kendaraan yang diimpor dari Meksiko dan Kanada, tergantung pada kandungan lokal AS di dalamnya.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kendaraan yang dirakit di Meksiko dan Kanada bisa dikenakan tarif lebih tinggi dibandingkan mobil dari Jepang atau Inggris yang memiliki kandungan lokal AS lebih sedikit.
Baca Juga: Harga Emas Stagnan Disokong Meredanya Ketegangan Perdagangan Global
Beberapa pelobi industri otomotif bahkan menyuarakan keprihatinan bahwa jika Korea Selatan meneken kesepakatan serupa dengan AS, negara itu bisa menjadi basis produksi mobil murah berikutnya. “Mereka bisa jadi 'Meksiko yang baru',” ujar seorang pelobi kepada Reuters.
American Automotive Policy Council, organisasi yang mewakili “Detroit Three” (GM, Ford, Stellantis), mengecam kesepakatan ini dan menyebutnya menciptakan jalur lebih mudah bagi impor Jepang dibandingkan mobil yang diproduksi di Amerika Utara.
Bahkan sebelum kesepakatan ini diumumkan, para eksekutif otomotif di Detroit telah memperingatkan bahwa kebijakan dagang Presiden Trump bisa memberi keuntungan bagi produsen asing yang tak berinvestasi besar di manufaktur dalam negeri AS.
“Ini keuntungan besar bagi pesaing impor kami,” kata CEO Ford Jim Farley pada Februari lalu, ketika Trump pertama kali mengusulkan tarif untuk Meksiko dan Kanada namun tidak untuk negara seperti Korea Selatan.
Serikat pekerja United Auto Workers (UAW), yang mewakili karyawan di pabrikan mobil Detroit, juga mengaku “sangat marah” atas kesepakatan ini.
“Apa yang kami lihat sejauh ini menunjukkan satu hal: pekerja Amerika sekali lagi ditinggalkan,” kata UAW dalam pernyataan resmi Rabu malam.
Baca Juga: 10 Kota Paling Aman di Dunia, Mayoritas Ada di Timur Tengah
Pengumuman kesepakatan dengan Jepang datang di hari yang sama dengan laporan GM bahwa biaya tarif telah menggerus pendapatan mereka sebesar US$1,1 miliar. Biaya ini berasal dari tarif 25% atas impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif 50% untuk baja dan aluminium.
Warren Browne, konsultan industri otomotif dan mantan eksekutif GM, menyebut bahwa kesepakatan ini menempatkan kendaraan buatan Meksiko dan Kanada dalam posisi merugi dibandingkan mobil Jepang seperti Toyota. “Ini memungkinkan merek asing menjual lebih murah dari produsen lokal,” ujarnya.
Toyota, Subaru, dan Mazda adalah perusahaan yang paling bergantung pada produksi mobil dari Jepang untuk pasar AS.
Menurut firma GlobalData, Toyota mengimpor sekitar 500.000 mobil dari Jepang ke AS tahun lalu, jumlah terbesar di antara semua merek Jepang.
Saham otomotif Jepang langsung melonjak setelah pengumuman tersebut.
Autos Drive America, kelompok yang mewakili produsen mobil Jepang dan merek asing lainnya yang beroperasi di AS, memuji kesepakatan ini dan mengatakan bahwa hal itu akan mendorong investasi pabrik lebih lanjut di AS.
Baca Juga: Diserbu Minuman Ganja, Produsen Alkohol Mulai Panik
Bagi Wade Kawasaki, Chairman dari Wheel Group perusahaan aftermarket ban, velg, dan aksesori otomotif yang berbasis di California kesepakatan ini juga merupakan kabar baik.
“Ada segmen konsumen tertentu yang mencari produk buatan Amerika. Mereka itulah target pasar kami,” ujarnya.