Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Pemerintah Turki mulai melirik potensi pembelian jet tempur Eurofighter Typhoon, setelah menyadari bahwa kesepakatan F-16 dengan AS akan sulit tercapai.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Yasar Guler mengatakan, Turki sedang melakukan pembicaraan dengan Inggris dan Spanyol untuk membeli jet Eurofighter Typhoon, meskipun Jerman keberatan.
Mengutip Arab News, Guler telah mengadakan pembicaraan mengenai masalah ini dengan sejawatnya dari Inggris, Grant Shapps, di Ankara pada hari Kamis (23/11). Kabarnya, Turki ingin membeli Eurofighter versi paling canggih dan baru dibuat.
Baca Juga: Houthi Mengancam akan Bajak Lebih Banyak Kapal Israel di Laut Merah
Pada Oktober 2021, Turki mengajukan permohonan untuk membeli 40 unit jet tempur Lockheed Martin F-16 dari AS. Turki juga mengincar pembelian 79 perlengkapan modernisasi untuk pesawat tempur yang ada.
Presiden AS Joe Biden mendukung transaksi senilai US$20 miliar tersebut, namun ada keberatan di Kongres AS karena Turki dianggap menghambat perluasan jangkauan NATO dan memiliki catatan buruk di bidang HAM.
Pemerintah Turki menyadari saat ini mereka membutuhkan pesawat tempur baru dan pilihan utama jatuh pada F-16 buatan AS. Ketika proses pembelian menjadi sulit, Eurofighter Typhoon muncul sebagai opsi pengganti.
Baca Juga: Boikot Produk Pro Israel Meluas Di Arab & Afrika, Di Indonesia Juga Makin Masif
Jet tempur Eurofighter Typhoon dibangun oleh konsorsium Jerman, Inggris, Italia dan Spanyol, yang diwakili oleh Airbus, BAE Systems dan Leonardo.
Pengamat menilai bahwa pembelian Eurofighter Typhoons adalah langkah penting yang bisa diambil Turki jika ingin mempertahankan posisinya di industri pertahanan Barat.
Para analis juga berpendapat bahwa kabar pembelian Eurofighter mungkin sengaja disebar ke publik sehingga pemerintahan Biden segera membujuk Kongres agar mau menjual F-16 ke Turki secepatnya.