Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – TOKYO. Politikus konservatif garis keras Sanae Takaichi hampir dipastikan menjadi Perdana Menteri wanita pertama Jepang pada Selasa (21/10/2025).
Setelah partai oposisi sayap kanan Japan Innovation Party (Ishin) menyatakan siap mendukung kepemimpinannya.
“Saya mengatakan kepada Takaichi bahwa kita harus maju bersama,” ujar pemimpin Ishin sekaligus Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura kepada wartawan, Senin (20/10/2025).
Baca Juga: Perusahaan Alat Berat China Bidik IPO di Bursa Hong Kong US$ 1,59 miiliar
Ia akan bertemu Takaichi pukul 18.00 waktu setempat untuk menuntaskan kesepakatan koalisi.
Kesepakatan koalisi ini mencakup tenggat waktu dan rencana spesifik pelaksanaan kebijakan, termasuk pengurangan jumlah anggota parlemen sebesar 10%, menurut Fumitake Fujita, pimpinan lain Ishin.
Antisipasi investor terhadap potensi kebijakan belanja pemerintah yang lebih besar mendorong indeks saham Nikkei 225 menutup perdagangan 3,4% lebih tinggi, sementara nilai yen melemah.
Kesepakatan ini memberi gabungan 231 kursi di Dewan Perwakilan Jepang, hanya kurang dua kursi dari mayoritas, tetapi diperkirakan cukup untuk memastikan Takaichi menang dalam pemungutan suara parlemen Selasa mendatang.
Untuk menang, ia hanya memerlukan mayoritas dari suara yang diberikan, bukan seluruh anggota parlemen.
Meski begitu, untuk menjalankan pemerintahan, Takaichi masih perlu meraih dukungan dari partai oposisi lain, termasuk untuk rancangan anggaran tambahan mendatang.
Kesepakatan dengan Ishin muncul setelah runtuhnya koalisi LDP-Komeito yang telah berjalan 26 tahun, yang berakhir setelah LDP memilih Takaichi sebagai pemimpin baru.
Baca Juga: Takaichi Menuju Kursi PM Jepang: Nikkei Cetak Rekor, Obligasi Bergolak Senin (20/10)
Keputusan Komeito menarik diri memicu pembicaraan dengan oposisi, termasuk Ishin, yang sempat mengancam ambisi kepemimpinan Takaichi.
Dukungan Ishin menutup kemungkinan LDP kehilangan kekuasaan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Dove Fiskal, Hawk Keamanan
Takaichi, yang dikenal sebagai fiskal dove, menyerukan peningkatan belanja dan pemotongan pajak untuk melindungi konsumen dari inflasi.
Ia juga mengkritik kenaikan suku bunga Bank of Japan.
“Ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi Takaichi, termasuk ekspansi fiskal dan pelonggaran moneter, mendorong kenaikan harga saham dan melemahnya yen,” kata Fumika Shimizu, analis Nomura Securities.
Beberapa analis menilai Ishin, yang mendorong pengurangan belanja pemerintah, bisa membatasi beberapa ambisi belanja Takaichi.
Baca Juga: Zelenskiy: Ukraina Siapkan Kontrak Pembelian 25 Sistem Pertahanan Udara Patriot
Takaichi juga ingin merevisi konstitusi pascaperang Jepang untuk mengakui peran militer, mendorong peningkatan belanja pertahanan, memperketat imigrasi, dan menolak beberapa kebijakan sosial yang dianggap melemahkan nilai tradisional.
Untuk saat ini, Ishin tidak akan menempati posisi di kabinet Takaichi, setidaknya sampai kemitraan dengan LDP terbukti efektif, kata Yoshimura.
“Saat ini, kami masih sekelompok anggota parlemen tanpa pengalaman pemerintahan. Jadi daripada meminta jabatan menteri, kami ingin fokus mewujudkan kebijakan kami sebagai bagian dari koalisi yang berkuasa,” ujarnya dalam wawancara televisi.