kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketagihan berinvestasi di properti (3)


Selasa, 11 Oktober 2016 / 10:00 WIB
Ketagihan berinvestasi di properti (3)


Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi

Kegagalan tidak membuat Kenneth C Griffin patah semangat. Miliarder ini justru makin giat mencari ladang lain untuk berinvestasi. Kini ia berusaha untuk masuk ke bisnis properti. Peluang tersebut mulai ia rengkuh sejak tahun 2011. Kini Griffin memiliki sejumlah hunian megah yang tersebar di beberapa lokasi premium. Tak sekadar mengoleksi, ia juga menuai peluang dari bisnis tersebut dengan jual beli. Bahkan kini, Griffin disebut-sebut sebagai raja properti.

Mental baja selalu dimiliki oleh orang-orang hebat. Tak kecuali miliarder asal Florida, Amerika Serikat, Kenneth C Griffin. Jatuh bangun merintis hedge fund tak jadi soal baginya. Mental ia kembali diuji saat menghadapi krisis keuangan global tahun 2008.  

Saat itu, Citadel LLC, hedge fund yang Griffin dirikan telah berusia 18 tahun. Meski malang-melintang sebagai hedge fund tersohor, dampak krisis global turut menyeret Citadel. Bursa Wall Street kala itu ikut tumbang. Pada Mei 2008, dia mengkritik praktik manajemen risiko di Wall Street.

Menurut dia, sebagai sebuah industri, pelaku pasar harus memiliki tanggung jawab mengelola risiko dengan bijaksana. Sementara saat itu, pasar modal dikendalikan sekelompok orang muda yang belum lihai mengelola risiko.

Sebagai pimpinan Citadel, Griffin berharap, regulasi yang ada bisa mengakomodir industri keuangan. Griffin seperti dikutip New York Times pada 2008 mengkritik, kebijakan Bank Sentral AS mengenai batas modal kerja. Kebijakan ini hanya memperburuk pengambilan risiko. Griffin juga terkenal lantang menyuarakan pendapatnya atas kebijakan industri keuangan.

Meski begitu, Griffin berhasil membawa Citadel melewati krisis dan membukukan keuntungan pada 2011. Selanjutnya, Griffin mulai melirik peluang emas di bidang properti. Wall Street Journal menyebut, Griffin telah merajai pasar real estate jetset selama beberapa tahun terakhir. Deretan hunian megah itu tersebar di lokasi premium meliputi Palm Beach, Chicago dan New York.

Griffin membeli dua properti mewah bernama Faena House. Properti seluas 12.516 kaki persegi tersebut seharga US$ 60 juta. Hunian ini menghadap langsung pasir putih tepi pantai Miami. Selain itu, Faena House juga menyuguhkan pemandangan lautan Atlantik di salah satu sisinya dan Indian Creek Canal.

Faena House menjadi hunian idaman lantaran memiliki berbagai fasilitas. Seperti valet, spa dan pusat kebugaran dengan pemandangan dan dua kolam renang dengan sentuhan modern. Faena House terdiri atas dua tingkat dengan lima kamar tidur.

Bangunan ini berdinding kaca agar penghuni bisa memandang langsung ke pantai. Tak hanya itu, rumah ini dilengkapi lift pribadi, ruang pertemuan, ruangan besar dan kamar mandi dengan arsitektur menawan.

Sebagai raja properti, Griffin tak asing lagi dalam jual beli rumah. Pada 2014, ia menjual kondominium Waldorf Astoria seharga US$ 16 juta. Kondominium ini terdiri atas 46 lantai. Pembeli kondominium ini dirahasiakan.

Ketagihan dengan keuntungan jual beli properti, Griffin semakin agresif berinvestasi pada properti. Ia memiliki dua lantai yakni lantai 66 dan 67 di Park Tower. Hunian eksklusif ini ia beli pada 2012 seharga US$ 15 juta.

Griffin antusias berinvestasi pada kondominium. Namanya terdaftar sebagai salah satu pemilik kondominium bergengsi di kawasan 220 Central Park South di tengah kota Manhattan. Griffin membeli tiga lantai penuh tower.

Selain gemar menebar uang pada kondominium, Griffin juga memiliki sejumlah rumah di kawasan elite. Seperti Aspen, Colorado, Hawaii dan Florida. Jual beli properti ini terus menebalkan kantong Griffin.

Bahkan beberapa penjualan properti Griffin tercatat sebagai transaksi tertinggi sepanjang tahun. Semisal kondominium Waldorf Astoria yang harga jualnya setara dengan sepuluh unit rumah di kawasan Chicago. Ia juga mengoleksi penthouse di Trump International Hotel & Tower seharga US$ 17 juta. Kondominium ini kemudian dijual kepada CEO Vistex, Sanjay Shah pada 2014.  

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×