Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China bakal mengumumkan anggaran militer 2021 pada pertemuan tahunan parlemen bulan depan. Banyak mata tertuju pada angkanya yang menjadi indikasi niat strategis negeri tembok raksasa.
Pada 2020, China hanya mengerek anggaran militer sebesar 6,6% dari tahun sebelumnya, level terendah dalam tiga dekade terakhir, karena ekonomi melemah akibat pandemi virus corona baru.
Dengan kenaikan 6,6%, anggaran militer China tahun lalu menjadi 1.268 triliun yuan, sekitar US$ 178,16 miliar.
Pakar militer China Ni Lexiong, pensiunan profesor di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Shanghai, mengatakan, tahun ini kemungkinan anggaran militer Tiongkok akan mendapat dorongan besar, sebagian karena meningkatnya ketegangan di Taiwan.
Baca Juga: Memanas lagi, 8 jet tempur China terbang ke zona pertahanan Taiwan
"Jika China daratan ingin membebaskan Taiwan maka perlu melakukan persiapan perang, jadi China perlu memompa alat utama sistem persenjataan mereka," katanya kepada Reuters, Jumat (19/2).
China semakin meningkatkan aktivitas militer
China semakin meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan. Taiwan mengungkapkan, delapan jet tempur China pada Jumat, 19 Februari, terbang ke bagian Barat Daya zona pertahanan udaranya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, masing-masing empat jet tempur J-16 dan JH-7 serta sebuah pesawat tempur elektronik terbang di dekat Kepulauan Pratas yang dikendalikan Taiwan di bagian atas Laut China Selatan.
Angkatan Udara pun bergegas, dengan "mengeluarkan peringatan radio dan mengerahkan sistem rudal pertahanan udara untuk memantau aktivitas itu," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: China: Kemerdekaan Taiwan berarti perang!
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan China mengatakan, kegiatan militer mereka baru-baru ini di Selat Taiwan merupakan tanggapan atas campur tangan pasukan asing dan provokasi oleh pasukan yang mendukung kemerdekaan Taiwan.
"Kemerdekaan (Taiwan) berarti perang," tegas juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian, 28 Januari, menjawab pertanyaan tentang peningkatan aktivitas militer China baru-baru ini di dekat Taiwan, seperti dikutip Reuters.
Puluhan pesawat tempur termasuk pembom China terbang ke zona pertahanan udara Taiwan pada 23 dan 24 Januari lalu.
Taiwan ganti menteri pertahanan
Sementara Taiwan, Jumat (19/20, mengumumkan perombakan pejabat keamanan senior termasuk menteri pertahanan untuk membantu meningkatkan modernisasi militer dan upaya intelijen.
Baca Juga: China: Kami tidak berjanji untuk melepaskan penggunaan kekuatan atas Taiwan
Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Chiu Kuo-cheng, yang lulus dari US Army War College pada 1999, akan menggantikan Yen De-fa sebagai menteri pertahanan, menurut juru bicara Kantor Kepresidenan Taiwan Xavier Chang.
Chang mengungkapkan, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengharapkan, Chiu menyelesaikan tahap berikutnya dari reformasi militer, termasuk perencanaan untuk "perang asimetris", dengan fokus pada senjata mobile berteknologi tinggi untuk membuat serangan China sesulit mungkin.
Sementara jabatan lama Chiu sebagai kepala intelijen akan digantikan Chen Ming-tong, yang sekarang menjadi Kepala Dewan Urusan Daratan. "Tugas paling penting dari Biro Keamanan Nasional adalah memahami dan memiliki pemahaman China," kata Chang.