Sumber: Bloomberg | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korea Utara (Korut) kembali meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea setelah menghancurkan bagian utara jalan yang menghubungkan negara tersebut dengan Korea Selatan (Korsel), menyusul pertemuan langka yang diadakan oleh pemimpinnya, Kim Jong Un, bersama para pejabat keamanan tertinggi negara itu.
Pada hari Selasa siang waktu setempat, Korea Utara meledakkan beberapa bagian jalan di sepanjang jalur Gyeongui dan Donghae, menurut laporan dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan yang disampaikan melalui pesan teks.
Langkah ini dianggap sebagai tindakan balasan terhadap latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang baru-baru ini dilakukan.
Baca Juga: Zelenskyy Mengatakan Korea Utara Telah Mengirim Personel untuk Bantu Tentara Rusia
Tindakan ini mengikuti pengumuman Korea Utara pekan lalu bahwa negara tersebut akan "sepenuhnya memisahkan" wilayahnya dari Korea Selatan.
Pyongyang menyalahkan Seoul atas peningkatan ketegangan akibat latihan militer gabungan dengan AS dan pengerahan aset strategis AS di kawasan tersebut. Selain itu, rezim Kim Jong Un juga menuduh Korea Selatan mengirim drone ke wilayah Pyongyang, yang disebutnya sebagai "provokasi perang."
Pertemuan Langka Keamanan Tertinggi
Pada hari Senin, Kim Jong Un menggelar pertemuan langka dengan para pejabat keamanan tertinggi, yang dilaporkan oleh media pemerintah Korea Utara. Pertemuan ini dipandang sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
Langkah terbaru dari Korea Utara ini bukan pertama kalinya negara tersebut menghancurkan simbol-simbol yang melambangkan upaya perbaikan hubungan dengan Korea Selatan.
Pada tahun 2020, Pyongyang juga menghancurkan kantor penghubung antar-Korea, sebuah aksi yang diyakini sebagai upaya untuk menarik perhatian global tanpa risiko langsung terjadinya perang.
Baca Juga: Kim Jong Un Kembali Mengancam Penggunaan Senjata Nuklir
Sikap Defensif dan Kerja Sama dengan Rusia
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, rezim Kim juga semakin menunjukkan sikap menantang terhadap Amerika Serikat dan sekutunya. Korea Utara telah meningkatkan produksi nuklirnya dan mempererat hubungan dengan Rusia.
Amerika Serikat menuduh Pyongyang memasok amunisi dan rudal kepada Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina, meskipun tuduhan ini dibantah oleh Korea Utara.
Pada bulan lalu, Korea Utara merilis foto-foto pertama dari fasilitas pengayaan uranium untuk senjata atom. Foto-foto tersebut menunjukkan Kim Jong Un sedang berkeliling di pabrik yang menjadi pusat program nuklirnya, yang telah menjadi sumber ketegangan dengan Amerika Serikat selama lebih dari 20 tahun.