kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kim Jong-un luncurkan drone yang dapat melakukan serangan bunuh diri


Jumat, 30 April 2021 / 07:27 WIB
Kim Jong-un luncurkan drone yang dapat melakukan serangan bunuh diri
ILUSTRASI. Korea Utara telah mengembangkan drone tak berawak yang dapat melakukan serangan "bunuh diri" pada musuh-musuhnya. KCNA via REUTERS


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara telah mengembangkan drone tak berawak yang dapat melakukan serangan "bunuh diri" pada musuh-musuhnya. Ini merupakan ancaman terbaru bagi negara-negara barat.

Express.co.uk memberitakan, Kim Jong-un dikatakan telah mengirimkan pesan terima kasih setelah keberhasilan pengujian drone. Daily NK melaporkan, Korea Utara telah membangun sejumlah drone tak berawak yang dapat digunakan untuk pengintaian dan serangan.

Ini bisa digunakan untuk "serangan penjepit" pada pasukan Korea Selatan atau barat.

Pesawat tak berawak bunuh diri, yang terbang ke sasarannya kemudian meledak, digunakan untuk menimbulkan efek yang menghancurkan tahun lalu oleh Azerbaijan selama konfliknya dengan Armenia.

Baca Juga: Dialog perdamaian Korea Selatan & Korea Utara akan dibuka lagi

Pada bulan Januari, Kim Jong-un menggambarkan pengembangan drone sebagai "tugas penting" selama kongres partai komunis yang memerintah Korea Utara.

Sumber orang dalam militer mengatakan kepada Daily NK,  drone telah diuji dari 10-13 April di provinsi Pyongan Utara Pyongyang.

Pada tanggal 14 April, pimpinan Korea Utara diberi tahu bahwa para ilmuwan mereka telah melakukan uji stabilisasi data taktis dan teknis akhir yang berhasil untuk drone.

Para ilmuwan telah diberitahu untuk menyelesaikan ujicoba pada 15 April, hari ulang tahun pendiri Korea Utara Kim Il-sung.

Baca Juga: Korut dapat melenyapkan angkatan bersenjata Korsel dengan 60 senjata nuklir

Dalam sebuah pesan kepada mereka yang terlibat, Kim Jong-un mengatakan senjata baru itu membangun landasan lain untuk mempromosikan kemajuan dan kekuatan Tentara Rakyat Korea.

Dia mengucapkan terima kasih atas kerja keras semua peneliti dan peninjau di lokasi, yang memimpin dalam memastikan kemajuan militer historis partai utama di Korea Utara itu.

Drone tak berawak memainkan peran yang semakin penting dalam peperangan dan telah banyak digunakan dalam konflik yang sedang berlangsung di Libya, Yaman dan Suriah.

Pada Desember 2020, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan, serangan pesawat tak berawak Turki selama perang Nagorno-Karabakh tahun itu menunjukkan negara-negara lain "memimpin jalan" dengan teknologi baru.

Baca Juga: Korea Utara dikabarkan sedang siapkan serangan siber ke aliansi AS-Korea Selatan

Wallace mengklaim, drone Azerbaijan telah bertanggung jawab atas penghancuran ratusan kendaraan lapis baja dan bahkan sistem pertahanan udara selama konflik.

Profesor Michael Clarke, pakar pertahanan dari thinktank Royal United Services Institute, menyatakan: "Penggunaan drone oleh Azeri [Azerbaijan] sangat menentukan."

Baca Juga: Presiden Korea Selatan: Trump bertele-tele dengan Korea Utara dan gagal!

Korea Utara dibentuk dari bagian Semenanjung Korea yang diduduki oleh pasukan Soviet pada akhir Perang Dunia II.

Mereka mendukung kediktatoran komunis di bawah Kim Il-sung yang tetap berkuasa hingga hari ini.

Pada tahun 1950 Korea Utara menginvasi Korea Selatan yang memicu perang brutal selama tiga tahun.

China melakukan intervensi di pihak Korea Utara. Sementara sejumlah kekuatan barat, terutama AS, mendukung Seoul.

Meski gencatan senjata ditandatangani, Korea Utara dan Selatan secara teknis tetap dalam keadaan perang.

Pada bulan Maret, Kim Jong-un menggambarkan presiden Korea Selatan Moon Jae-in sebagai burung beo yang dibesarkan oleh Amerika.

Baca Juga: Militer AS: Korea Utara telah menguji rudal yang dirancang untuk menyerang Amerika

Menteri luar negeri Korea Selatan membalas dengan menuduh Pyongyang melakukan provokasi "keji" dan "tak tertahankan".

Selama menjadi presiden, Donald Trump secara kontroversial menjalin hubungan pribadi yang dekat dengan Kim Jong-un.

Namun, dia gagal membujuk diktator Korea Utara itu untuk menyerahkan persenjataan nuklir yang dia kembangkan.

Selanjutnya: Militer AS: Korea Utara tetap jadi tantangan keamanan bagi Amerika Serikat




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×