kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,36   7,77   0.87%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja pelaku industri China tertekan perang dagang


Rabu, 27 November 2019 / 17:33 WIB
Kinerja pelaku industri China tertekan perang dagang
ILUSTRASI. Pekerja merakit mobil di pabrik SAIC Volkswagen MEB berlokasi di Shanghai, China (8/11/2019). REUTERS/Aly Song


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perang dagang antara China dan Amerika Serikat telah memukul kinerja perusahaan perindustrian China. Mengutip Reuters pada Rabu (27/11), keuntungan perusahaan-perusahaan industri China menyusut pada laju tercepat dalam delapan bulan terakhir pada Oktober 2019.

Lantaran penurunan harga produk dan kinerja ekspor yang berkelanjutan. Hal ini juga seiring dengan momentum perlambatan ekonomi dunia.

Baca Juga: Jual Saham Manchester City, Sheikh Mansour Raup Dana Lebih dari Rp 7 Triliun

Biro Statistik Nasional China merilis laba industri turun 9,9% secara tahunan menjadi ¥ 427,56 miliar atau setara US$ 60,74 miliar pada Oktober 2019. Kinerja ini menjadi penurunan terbesar sejak periode Januari-Februari 2019.

Sektor industri China telah berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir karena melambatnya permintaan di dalam negeri. Selain itu sengketa perdagangan China-AS juga menekan pendapatan industri.

"Penurunan besar pada laba Oktober menunjukkan ekonomi riil masih menghadapi banyak kesulitan. Selain itu, perusahaan-perusahaan industri tengah menghadapi pukulan ganda dari penurunan harga dan biaya pendanaan yang lebih tinggi,” ujar Nie Wen, ekonom di Hwabao Trust yang berbasis di Shanghai.

Lanjutnya, pertumbuhan laba diperkirakan akan tetap negatif hingga tahun depan. Ia bilang kemungkinan hal ini akan mendorong otoritas untuk membuat lebih banyak langkah untuk meningkatkan pertumbuhan secara bertahap dan terkendali.

Baca Juga: AS-China Melunak, Harga Emas Hari Ini Enggan Menembus US$ 1.460

Indeks harga produsen China yang dipandang sebagai indikator utama profitabilitas perusahaan, mencatat penurunan tertajam dalam lebih dari tiga tahun pada Oktober karena harga bahan baku yang melemah. 

PM manufaktur resmi negara itu juga menunjukkan kontraksi dalam aktivitas selama enam bulan berturut-turut pada bulan September dengan pesanan ekspor baru turun untuk bulan ke-17 secara berturut-turut.

Terlepas dari tanda-tanda kemajuan negosiasi perdagangan baru-baru ini, ada ketidakpastian yang meningkat tentang apakah Beijing dan Washington dapat mencapai kesepakatan yang akan menunda kenaikan tarif AS lain pada barang-barang China yang dijadwalkan mulai berlaku pada 15 Desember nanti.

"Kami memperkirakan pertumbuhan laba industri tetap lambat, mengingat prospek pertumbuhan yang memburuk dan meningkatnya ketidakpastian di tengah konflik perdagangan AS-China," kata analis Nomura dalam sebuah catatan kepada klien setelah rilis data.

Baca Juga: Trump tetapkan kartel narkoba Meksiko sebagai kelompok teroris

Dengan pertumbuhan mendekati level terendah selama 30 tahun, bank sentral China baru-baru ini menurunkan beberapa suku bunga pinjaman utamanya sementara gubernurnya telah berjanji untuk meningkatkan dukungan kredit dan menurunkan biaya pendanaan.

Bank sentral China pada hari Senin juga memperingatkan tentang peningkatan risiko penurunan ekonomi karena pertumbuhan yang terus goyah meskipun berbagai stimulus fiskal dan moneter diperkenalkan tahun ini.

Sebelumnya sebuah jajak pendapat Reuters dari para analis memperkirakan pertumbuhan China akan merosot ke level terendah dalam 30 tahun mendekati 6,2% pada tahun ini dan kemudian turun lagi menjadi 5,9% pada tahun 2020.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×