Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru secara tak terduga menurun pekan lalu.
Hal ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang tetap stabil meskipun perekrutan melambat membuat banyak pekerja yang terkena PHK kesulitan mendapatkan pekerjaan baru.
Baca Juga: ECB Tahan Suku Bunga Acuan di 2% di Tengah Ketidakpastian Tarif AS-Uni Eropa
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (24/7/2025) bahwa klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian turun 4.000 menjadi 217.000 (disesuaikan secara musiman) untuk pekan yang berakhir 19 Juli.
Para ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memperkirakan klaim akan naik menjadi 226.000.
Angka klaim ini turun kembali setelah sempat melonjak ke level tertinggi dalam delapan bulan pada Juni.
Meskipun terdapat sejumlah PHK, sebagian besar perusahaan masih enggan melakukan pemutusan hubungan kerja, dan lebih memilih untuk menahan perekrutan sambil menunggu kejelasan lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan proteksionis Presiden Donald Trump.
Namun demikian, tetap ada potensi peningkatan klaim ke depan, terutama karena pola musiman di bulan Juli yang biasa dipengaruhi oleh penutupan tahunan pabrik perakitan kendaraan bermotor.
Baca Juga: Trump Datangi The Fed! Tekanan Meningkat, Powell di Ujung Tanduk?
Waktu penutupan yang bervariasi bisa menyebabkan gangguan pada model musiman pemerintah.
"Selama klaim tetap dalam kisaran yang wajar, peningkatan musiman ini tidak perlu dikhawatirkan," kata Gisela Young, ekonom di Citigroup.
Meskipun pertumbuhan lapangan kerja melambat dibandingkan tahun lalu, pasar tenaga kerja tetap tangguh.
Kondisi ini memberi ruang bagi The Fed untuk menahan diri dari penurunan suku bunga lebih lanjut, sembari memantau potensi inflasi dari beban tarif impor.
Trump sendiri terus menekan The Fed untuk menurunkan suku bunga pinjaman.
Ekonom memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50% pada pertemuan kebijakan minggu depan.
The Fed telah menurunkan suku bunga tiga kali sepanjang 2024, terakhir pada bulan Desember.
Meski pasar tenaga kerja relatif solid, kehati-hatian dunia usaha dalam melakukan perekrutan telah menyebabkan sebagian pekerja menganggur dalam jangka waktu lama.
Baca Juga: Trump Sebut Ketua The Fed Bodoh, Klaim Powell Bakal Lengser dalam 8 Bulan
Jumlah orang yang menerima tunjangan setelah pekan pertama, yang menjadi indikator pengganti perekrutan, naik 4.000 menjadi 1,955 juta (disesuaikan musiman) untuk pekan yang berakhir 12 Juli.
Data "klaim lanjutan" ini mencakup periode survei pemerintah untuk tingkat pengangguran bulan Juli.
Meskipun angka klaim lanjutan yang tinggi ini dapat meningkatkan risiko kenaikan tingkat pengangguran, sebagian besar ekonom memperkirakan angkanya akan bertahan di 4,1% bulan ini.
Penurunan pasokan tenaga kerja akibat perlambatan arus imigrasi berarti ekonomi kini hanya perlu menciptakan sekitar 100.000 pekerjaan per bulan untuk mengikuti pertumbuhan populasi usia kerja.
Penurunan tingkat pengangguran pada Juni, setelah tiga bulan bertahan di level 4,2%, sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya jumlah angkatan kerja.
"Ke depan, kami memperkirakan perlambatan imigrasi secara bertahap akan menurunkan breakeven rate yaitu tingkat pertumbuhan pekerjaan yang dibutuhkan agar pengangguran tetap stabil menjadi 70.000 per bulan pada akhir 2025, dari estimasi kami saat ini sebesar 90.000," ujar ekonom Goldman Sachs, Elsie Peng, dalam sebuah catatan.