kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Komet raksasa seukuran planet kerdil menuju tata surya, bukan ancaman Bumi


Senin, 04 Oktober 2021 / 13:53 WIB
Komet raksasa seukuran planet kerdil menuju tata surya, bukan ancaman Bumi
ILUSTRASI. Komet raksasa seukuran planet kerdil menuju tata surya, bukan ancaman Bumi.


Penulis: Arif Budianto

KONTAN.CO.ID - Komet raksasa seukuran planet kerdil diketahui mendekati tata surya kita. Diperkirakan tiba dalam waktu 10 tahun, komet tersebut tidak mengancam Bumi.

Belum lama ini para ilmuwan mengungkapkan sebuah fakta yang cukup mengejutkan, komet raksasa sedang menuju tata surya kita. Awalnya, para ilmuwan mengira komet tersebut adalah planet kerdil (dwarf planet) karena ukurannya yang begitu besar.

Komet yang diberi nama Bernardinelli-Bernsetein ini diperkirakan memiliki diameter 60-120 mil, seribu kali lebih besar dari komet konvensional. Pertama kali diumumkan pada Juni lalu, ini merupakan komet terbesar yang ditemukan di zaman modern, kata para ilmuwan.

Mengutip dari New York Postkomet tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. Komet tersebut akan melewati Matahari pada titik terdekatnya pada tahun 2031 dengan jarak 10,71 unit astronomi (AU), menempatkannya tepat di luar orbit Saturunus.

Illustration of Comet Bernardinelli-Bernstein

Perjalanan komet yang satu ini dimulai sekitar 40.000 au dari Matahari, jauh di dalam awan Oort (awan komet berbentuk bulat) yang misterius.

Baca Juga: Terekam kamera, bola api muncul di pantai North Calorina

Para ilmuwan mengungkapkan, komet bisa menjadi objek terbesar dari awan oort yang pernah terdeteksi. Benda langit yang satu ini juga menjadi komet pertama di jalur masuk yang terdeteksi dalam jarak yang begitu jauh.

Dalam laporan New York Post, para astronom mempelajari objek tersebut enam tahun lalu, ketika tidak ada ekor atau "koma" di komet belum terdeteksi.

Penelitian selanjutnya selama tiga tahun terakhir mengungkapkan keberadaan ekor. Ini sekaligus mengkonfirmasikan objek tersebut adalah komet.

Meskipun relatif dekat dan ukurannya yang begitu besar, teleskop masih diperlukan untuk melihat objek tersebut, ujar para ilmuwan.

Hal itu diyakini tidak pernah terlihat oleh manusia sebelumnya, mendahului keberadaan kita terakhir kali terbang, namun akan membuat pendekatan yang lebih dekat ke matahari dalam perjalanan tersebut, tambah analisis orbit.

"Kami memiliki hak istimewa untuk menemukan mungkin komet terbesar yang pernah dilihat atau setidaknya lebih besar dari yang telah dipelajari, dan menangkapnya cukup awal untuk melihatnya berevolusi saat mendekat dan memanas," kata Gary Bernstein dari University of Pennsylvania, orang yang menemukan objek tersebut bersama rekannya Pedro Bernardinelli.

Tidak heran, dua nama penemu komet tersebut diabadikan menjadi nama komet terbesar yang pernah ditemukan di zaman modern ini.

Fakta lainnya, komet tersebut belum mengunjungi tata surya kita selama lebih dari 3 juta tahun. 

Selanjutnya: Anak berusia 8 tahun asal Brazil didapuk sebagai astronom termuda di dunia



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×