Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Liburan Golden Week selama 10 hari yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun lalu membuat penurunan pengeluaran lebih terasa. Saat itu, tercatat pengeluaran di sektor pariwisata yang lebih besar dari biasanya. Liburan dilakukan untuk merayakan penobatan Putra Mahkota Naruhito.
Secara keseluruhan, prospek pengeluaran rumah tangga untuk bulan-bulan mendatang masih redup karena tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat. Khususnya di perusahaan-perusahaan sektor jasa yang membebani sentimen.
Baca Juga: Soal senjata nuklir, Korea Utara: Korea Selatan harus berhenti ikut campur
Sementara data upah riil yang disesuaikan dengan inflasi Mei yang dirilis terpisah tercatat mengalami penurunan terbesar sejak Juni 2015. Data ini merupakan tanda bahwa pasar tenaga kerja mengalami tekanan.
Pemerintah berharap kenaikan permintaan domestik akan cukup kuat untuk membawa pemulihan ekonomi selama negara tersebut mampu mencegah gelombang kedua Covid-19. Pemerintah telah menyusun dua paket belanja senilai 2,2 triliun yen untuk menghadapi tekanan pandemi, termasuk dengan menggelontorkan uang tunai 100 ribu yen atau sebesar US$ 932 per warga.
Namun, belanja rumah tangga bisa mengalami pukulan lebih besar ke depannya jika prospek bisnis yang memburuk memaksa perusahaan memangkas bonus pekerja, terutama saat musim dingin, atau memberhentikan lebih banyak pekerja.
Baca Juga: Corona makin menggila di wilayah Balkan, sejumlah negara tutup perbatasan