Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
SEOUL. Bank Sentral Korea memutuskan untuk mempertahankan level suku bunganya di tengah ketidakpastian global yang sedang tinggi saat ini.
Meski mempertahankan suku bunganya di level terendahnya sepanjang masa yakni 1,25%, Bank of Korea (BoK) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasinya. Hal ini karena menanggapi ketidakstabilan ekonomi global saat ini.
GDP Korea 2016 dipangkas menjadi 2,7% dari proyeksi sebelumnya di April 2016 sebesar 2,8%. Sementara inflasi diduga hanya 1,1% dari sebelumnya diperkirakan bisa menyentuh 1,2%.
Mengutip Bloomberg, Gubernur Bank of Korea Lee Ju Yeol mengatakan, kebijakan moneter akan tetap dibuat akomodatif merespon setiap kejadian yang bisa mengguncang ekonomi global.
Pemangkasan proyeksi yang dilakukan saat ini mempertimbangkan risiko yang dihadapi ekonomi dunia pasca Inggris memilih angkat kaki dari Uni Eropa. Serta konsumsi yang diprediksi akan menyusut karena implementasi kebijakan anti korupsi di Korea.
Selain itu BoK akan terus memantau pinjaman rumah tangga dan setiap langkah moneter yang diambil oleh bank sentral negara-negara utama dunia. BoK juga mengatakan ketidakpastian sangat tinggi mengganggu ekonomi Korea dan memantau restrukturisasi korporasi juga sama pentingnya bagi mengawal arah perekonomian Korea ke jalur yang diharapkan bank sentral dan pemerintah.
Ke depannya, Lee berharap level inflasi 2% bisa dicapai pada pertengahan tahun 2017 mendatang. Karena level inflasi berpengaruh erat pada aktivitas ekonomi dan harga di Korea. Sehingga menentukan target pertumbuhan ekonomi Korea ke depannya.