kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Utara disebut sedang bangun dua kapal selam yang dilengkapi rudal balistik


Rabu, 04 November 2020 / 10:04 WIB
Korea Utara disebut sedang bangun dua kapal selam yang dilengkapi rudal balistik


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara kabarnya sedang dalam proses pembangunan dua unit kapal selam baru yang mampu menembakkan rudal balistik, seperti dikutip Yonhap dari South Korean National Intelligence Service.

Laporan tersebut muncul menjelang pembicaraan tingkat tinggi antara Korea Selatan dan International Atomic Energy Agency (IAEA) yang akan berlangsung pekan ini. Pembicaraan tentunya akan berfokus pada program nuklir Korea Utara.

Ini juga merupakan laporan pertama yang muncul terkait upaya pembangunan kapal selam oleh Korea Utara. Diperkirakan juga bahwa kapal selam Korea Utara ini akan menggunakan tenaga nuklir, entah sebagai sumber tenaga atau untuk kebutuhan senjata.

Pada bulan Oktober lalu, Korea Utara sempat memamerkan perkembangan teknologi militer mereka dalam peringatan hari jadi Partai Buruh. Saat itu, satu unit rudal balistik antar-benua (ICBM) muncul dan langsung menjadi pembicaraan internasional.

Meskipun menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar, namun Nam Sae-kyu, kepala Badan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan, mengatakan bahwa Korea Selatan memiliki kemampuan yang lebih baik.

Baca Juga: Rudal balistik baru Korea Utara disebut miliki daya ledak hingga 3 ton

Nam mengatakanbahwa teknologi Korea Selatan masih jau lebih maju. Militer Negeri Ginseng juga diklaim mampu mencegat rudal baru milik Korea Utara.

Munculnya ICBM baru milik Korea Utara langsung menjadi perhatian internasional. Terlebih lagi program nuklir Korea Utara telah menjadi perhatian komunitas internasional selama beberapa dekade terakhir.

Korea Selatan bersama dengan sekutu utamanya, AS, telah mengadakan KTT denuklirisasi pada tahun 2018 dan 2019. Sayangnya, kedua negara menghadapi kebuntuan.

Pihak AS menuntut agar Korea Utara membongkar semua fasilitas nuklirnya agar bisa mendapatkan keringanan sanksi. Di sisi lain, Korea Utara bersikeras bahwa bagian dari pembatasan itu dicabut sebelum denuklirisasi dimulai.

Selanjutnya: Pentagon melihat ancaman serius dari program misil dan rudal terbaru Korea Utara




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×