kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.849   -109,00   -0,69%
  • IDX 7.500   8,14   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,97   0,17%
  • LQ45 920   -0,50   -0,05%
  • ISSI 227   1,06   0,47%
  • IDX30 474   -1,02   -0,21%
  • IDXHIDIV20 571   -1,27   -0,22%
  • IDX80 133   0,19   0,15%
  • IDXV30 141   0,50   0,35%
  • IDXQ30 158   -0,23   -0,15%

Korea Utara Hentikan Reaktor Nuklir di Kompleks Atom Utamanya, Ada Apa?


Jumat, 06 Oktober 2023 / 09:49 WIB
Korea Utara Hentikan Reaktor Nuklir di Kompleks Atom Utamanya, Ada Apa?
ILUSTRASI. Korea Utara telah menghentikan reaktor nuklir di kompleks atom utamanya. KCNA melalui REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara telah menghentikan reaktor nuklir di kompleks atom utamanya. Sebuah laporan berita Korea Selatan mengatakan pada hari Kamis (5/10/2023), langkah ini dilakukan kemungkinan untuk mengekstraksi plutonium yang dapat digunakan untuk senjata dengan memproses ulang batang bahan bakar bekas. 

Reuters memberitakan, menurut penilaian intelijen oleh otoritas AS dan Korea Selatan, pengoperasian reaktor nuklir berkapasitas 5 megawatt di kompleks nuklir Yongbyon telah dihentikan sejak akhir September.

“Korea Selatan dan AS percaya ini bisa menjadi tanda pemrosesan ulang yang sedang dilakukan untuk mendapatkan plutonium tingkat senjata,” demikian laporan surat kabar Donga Ilbo mengutip sumber pemerintah.

Pemrosesan ulang batang bahan bakar bekas yang dikeluarkan dari reaktor nuklir merupakan langkah yang diambil sebelum plutonium diekstraksi. 

Kompleks nuklir Yongbyon adalah sumber utama plutonium Korea Utara yang kemungkinan besar digunakan untuk membuat senjata nuklir.

Baca Juga: Korea Utara Bersumpah Akan Melakukan Balasan Luar Biasa ke AS

Korea Utara juga mengoperasikan fasilitas pengayaan uranium, yang merupakan sumber bahan terpisah yang dapat digunakan untuk senjata nuklir.

“Kemungkinan uji coba nuklir oleh Korea Utara tidak dikesampingkan,” kata Donga Ilbo mengutip seorang pejabat senior pemerintah, tanpa menjelaskan analisis apa yang menunjukkan penilaian bahwa tindakan tersebut mungkin terkait dengan uji coba nuklir.

Juru bicara kementerian pertahanan Korea Selatan Jeon Ha-gyu menolak mengomentari rincian laporan tersebut namun mengatakan otoritas intelijen AS dan Korea Selatan terus memantau perkembangan terkait.

Korea Utara sebelumnya telah menghentikan pengoperasian reaktor tersebut sebelum memulainya kembali dan biasanya tidak memberikan konfirmasi publik apapun mengenai tindakan mereka.

Baca Juga: Korea Utara Kritik Strategi Baru AS Soal Senjata Pemusnah Massal

Korea Utara mengklaim dirinya sebagai negara nuklir tetapi merahasiakan berapa banyak senjata nuklir yang mungkin telah dibuat atau disebarkan. Perkiraan independen mengenai plutonium Korea Utara mencapai 70 kg, yang cukup untuk membuat 20 senjata atau lebih.

Ilmuwan nuklir AS Siegfried Hecker, yang mengunjungi kompleks Yongbyon pada tahun 2010, mengatakan meskipun Korea Utara telah menghabiskan banyak waktu untuk proyek tersebut, kapasitasnya untuk memproduksi plutonium dan juga stok bahan fisil sendiri masih terbatas.

Menurut Hecker, Presiden Rusia Vladimir Putin, yang baru-baru ini menjadi tuan rumah pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dapat menawarkan bantuan yang sangat dibutuhkan Korea Utara dalam semua aspek program nuklirnya.

“Untuk jangka pendek, yang paling mengkhawatirkan saya adalah Rusia secara diam-diam memasok plutonium secara langsung,” kata Hecker, mantan direktur Laboratorium Nasional Los Alamos, dalam komentar yang dipublikasikan di proyek 38 North.

Baca Juga: Korea Utara: AS dan Barat Menyembunyikan Jejak Kejahatannya dalam Insiden Nord Stream

Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir bawah tanah dan terdapat kekhawatiran sejak tahun lalu bahwa negara tersebut mungkin akan melakukan uji coba lagi sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan hulu ledak nuklir mini.

Parlemen Korea Utara pekan lalu mengadopsi amandemen konstitusi mengenai kebijakan kekuatan nuklirnya. Kim juga telah memerintahkan untuk meningkatkan secara eksponensial produksi senjata nuklir dan mendiversifikasi kemampuan nuklirnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×