CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Korea Utara: Kami muak dengan dua sisi Amerika terkait masalah antar-Korea


Kamis, 11 Juni 2020 / 06:28 WIB
Korea Utara: Kami muak dengan dua sisi Amerika terkait masalah antar-Korea
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump dan Pimpinan Korut Kim Jong Un. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara pada hari Kamis (11/6/2020) mengatakan, Amerika Serikat tidak memiliki urusan untuk mengomentari masalah antar-Korea.  Melansir Reuters, kantor berita negara KCNA mengatakan Washington disarankan untuk tetap diam jika menginginkan pemilihan presiden yang sukses.

Pernyataan itu muncul setelah Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya kecewa karena pemerintah Korea Utara menangguhkan hotline komunikasi dengan Korea Selatan pada Selasa.

Baca Juga: Kim Yo Jong semakin ambil peran utama, calon Pemimpin Korea Utara?

"Saya muak dengan dua sisi AS yang ingin menghentikan hubungan antar-Korea ketika itu menunjukkan tanda-tanda kemajuan, tetapi bertindak ketika tampaknya memburuk," demikian pernyataan resmi Kwon Jong Gun, direktur jenderal untuk urusan AS di Kementerian Luar Negeri Korea Utara.

Won menyarankan agar AS tetap tutup mulut kecuali jika ingin sesuatu yang mengerikan terjadi. "Tidak hanya itu, hal ini juga bermanfaat untuk pemilihan presiden yang sukses ke depannya di Amerika," kata Kwon.

Baca Juga: KCNA: Korea Utara Akan Putus Semua Saluran Komunikasi dengan Korea Selatan

Korea Utara mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka akan memutuskan hotline dengan Korea Selatan sebagai langkah pertama untuk menutup semua kontak setelah berhari-hari mengecam Korea Selatan karena tidak menghentikan pembelot mengirim selebaran dan materi lainnya ke perbatasan Korea Utara.

Pada hari Rabu, Korea Selatan mengatakan akan mengambil tindakan hukum terhadap dua organisasi yang melakukan operasi tersebut.

Baca Juga: Gara-gara corona, tingkat pengangguran di Korea cetak rekor tertinggi dalam 10 tahun

Mengutip Reuters, selama beberapa hari, Korea Utara sudah mengecam Korea Selatan. Para pejabat tinggi pemerintah di Korea Utara, termasuk saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, Kim Yo Jong, dan Kim Yong Chol, wakil ketua Komite Sentral dari Partai Buruh Korea yang berkuasa, menetapkan "bahwa kerjasama dengan Selatan harus sepenuhnya berubah menjadi pekerjaan melawan musuh," kata KCNA seperti yang dikutip Reuters.

Sebagai langkah pertama, pada Selasa siang, Korea Utara mengakhiri jalur komunikasi di kantor penghubung antar-Korea, dan hotline antara dua kantor militer serta kantor presiden.

Baca Juga: Marah besar dan kecewa, Korut putuskan semua kontak dengan Korsel!

Pernyataan resmi ini tampaknya akan menjadi kemunduran untuk mencairkan ketegangan dalam dua tahun terakhir. Kedua Korea secara teknis tetap berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.

KCNA melaporkan, "Warga Korea Utara marah dengan perilaku licik dari otoritas Korea Selatan yang dengan mereka kita masih memiliki banyak hal untuk diselesaikan."

Laporan itu menuduh pihak berwenang Korea Selatan secara tidak bertanggung jawab membiarkan para pembelot menyakiti martabat kepemimpinan tertinggi Korea Utara.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×