Sumber: AFP,New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Seorang pejabat kesehatan senior di Pyongyang bersikeras, Korea Utara benar-benar bebas dari virus corona. Klaim ini tetap diutarakan meskipun di luar negeri, kasus infeksi global hampir mencapai satu juta.
Melansir AFP, Korut yang sudah terisolasi dan memiliki senjata nuklir, dengan cepat menutup perbatasannya pada Januari setelah virus pertama kali terdeteksi di negara tetangganya China. Selain itu, Korut juga memberlakukan tindakan pengamanan yang ketat.
Pak Myong Su, direktur departemen anti-epidemi Markas Besar Darurat Anti-epidemi Darurat Korut, menegaskan upaya tersebut telah sepenuhnya berhasil.
Baca Juga: Alasan Korut luncurkan rudal dinilai untuk cari perhatian AS dan Korsel
"Sejauh ini tidak ada satu orang pun yang terinfeksi virus corona di negara kami," kata Pak kepada AFP.
Dia juga bilang, "Kami telah melakukan tindakan preemptive dan ilmiah seperti inspeksi dan karantina untuk semua personel yang memasuki negara kami dan sepenuhnya mendisinfeksi semua barang, serta menutup perbatasan dan memblokir jalur laut dan udara."
Seperti yang diketahui, hampir setiap negara di dunia telah melaporkan kasus virus corona. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, hampir satu juta kasus infeksi yang dikonfirmasi secara global per Rabu (1/4/2020).
Baca Juga: Mencekam, hampir 200 tentara Korea utara tewas akibat serangan virus corona
Selain dari China, Korea Selatan juga merupakan salah satu negara dengan kasus epidemi awal terburuk dibanding negara lain.
Para ahli mengatakan, Korut sangat rentan terhadap virus karena sistem medisnya yang lemah, dan para pembelot menuduh Pyongyang menutupi wabah tersebut.
Komandan militer AS di Korea Selatan, Jenderal Robert Abrams, mengatakan bulan lalu, bahwa dia cukup yakin Korea Utara telah mengkonfirmasi kasus-kasus virus itu.
Sementara itu, mengutip New York Times, banyak pengamat Korea Utara meragukan klaim negara tersebut yang mengaku tidak memiliki kasus virus corona. "Kurangnya peralatan pengujian mungkin berarti secara harfiah membuat Korut belum mendeteksi satu kasus pun," kata Dr. Kee B. Park, dosen Harvard Medical School, yang sudah lama bekerjasama dengan dokter-dokter Korut untuk memperbaiki sistem kesehatan di negara tersebut.
Baca Juga: Lagi, Korea Utara tembakkan proyektil tak dikenal, sepekan sudah lima roket meluncur
Dr. Park menambahkan, "Mereka memiliki kasus, tetapi mereka tidak tahu cara mendeteksinya. Jadi mereka bisa mengatakan, 'Belum ada satu kasus pun di negara kami'."
Beberapa pakar juga menuding Korea Utara menyembunyikan kasus wabah di negaranya untuk menjaga ketertiban.
Baca Juga: Korea Utara: Latihan militer tidak bertujuan untuk mengancam siapapun
"Adalah kebohongan besar ketika mereka mengatakan mereka tidak memiliki kasus," kata Seo Jae-pyoung, sekretaris jenderal Asosiasi Cacat Korea Utara yang berbasis di Seoul kepada New York Times.
"Hal terakhir yang diinginkan Korea Utara adalah kekacauan sosial yang mungkin meletus ketika Korea Utara menyadari bahwa orang sedang sekarat karena epidemi tanpa obat."