Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Informasi saja, menurut Kepala Staf Gabungan Seoul, militer Korea Selatan dan AS melakukan latihan pertahanan rudal setelah peluncuran terbaru Korea Utara. Dia mengecam keras hal itu.
"Kami mendesak penghentian segera rangkaian peluncuran rudal balistik Korea Utara, yang merupakan provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas," kata kepala gabungan itu dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS juga mengutuk peluncuran tersebut, dengan mengatakan bahwa, seperti yang lainnya tahun ini, peluncuran tersebut melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB dan menimbulkan ancaman bagi tetangga Korea Utara dan komunitas internasional.
"Kami tetap berkomitmen untuk melakukan pendekatan diplomatik kepada DPRK dan meminta DPRK untuk terlibat dalam dialog," kata pejabat itu.
Dia menambahkan: "Komitmen kami untuk mempertahankan Republik Korea dan Jepang tetap kuat."
Baca Juga: Korea Utara Punya Rudal Baru? Ini Penjelasan Analis
Amerika Serikat telah mengatakan sejak Mei bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017, tetapi waktunya masih belum jelas.
Washington, Seoul dan Tokyo mengatakan dalam pernyataan bersama setelah pertemuan puncak mereka bahwa uji coba nuklir Pyongyang akan menimbulkan "tanggapan yang kuat dan tegas."
Choe mengatakan kegiatan militer Korut adalah "sah dan hanya perlawanan" terhadap latihan yang dipimpin AS.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Young-se, yang menangani urusan intra-Korea, mengatakan Korea Utara mungkin menunda uji coba nuklirnya untuk beberapa waktu, mengutip jadwal politik dalam negeri China.