Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemerintah Korea Selatan menduga, Kim Jong-un telah mengirim satu juta peluru ke Rusia sebagai imbalan atas bantuan peluncuran satelit mata-matanya.
Mengutip The Telegraph, Badan Intelijen Nasional (NIS) Seoul mengatakan, Korea Utara telah mengirimkan cukup peluru artileri ke Rusia yang cukup untuk persediaan selama dua bulan.
“Korea Utara menjalankan pabrik amunisinya dengan kapasitas penuh untuk memenuhi permintaan pasokan militer ke Rusia, bahkan memobilisasi penduduk dan pabrik sipil untuk membuat kotak amunisi,” kata Yoo Sang-bum, anggota parlemen Korea Selatan.
Rusia, sebagai balasannya, membantu Korea Utara meluncurkan satelit mata-mata setelah upaya negara itu menemui kegagalan sebanyak dua kali.
NIS mengatakan, Pyongyang berencana meluncurkan satelit dalam waktu dekat. Dan dengan dukungan teknis Rusia, berarti upaya ini kemungkinan besar akan berhasil dibandingkan sebelumnya.
“Tampaknya Korea Utara menerima saran teknis dari Rusia, jadi kami memperkirakan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi,” kata Yoo.
Baca Juga: Menhan Rusia: Barat Berusaha Memperluas Perang Ukraina ke Wilayah Asia-Pasifik
Yoo juga bilang, Korea Utara ingin mengimpor pesawat tempur Rusia. Terkait hal ini, tim spesialis artileri Korea Utara telah mengunjungi Rusia bulan lalu.
Sergei Lavrov, menteri luar negeri Rusia, melakukan perjalanan ke Pyongyang pada bulan lalu untuk menjanjikan “dukungan penuh” Kremlin kepada pemimpin Korea Utara.
Melansir Defense News, Kim telah berulang kali menggambarkan kemampuan pengintaian berbasis ruang angkasa sebagai hal yang penting untuk memantau aktivitas militer AS dan Korea Selatan. Kondisi ini semakin meningkatkan ancaman yang ditimbulkan oleh rudal berkemampuan nuklirnya.
Para ahli mengatakan keputusan untuk bertemu Putin di Vostochny Cosmodrome, fasilitas peluncuran satelit utama di Timur Jauh Rusia, mengisyaratkan keinginan Kim untuk mencari bantuan teknologi Rusia melalui satelit mata-mata.
Baca Juga: Korut Tutup Kedubes di Afrika, Korsel: Itu Tanda Kesulitan Ekonomi Akut
Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang peluncuran satelit Korea Utara karena menganggap peluncuran tersebut sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal balistik jarak jauh.
Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengeluarkan pernyataan bersama pada tanggal 26 Oktober yang mengecam keras apa yang mereka gambarkan sebagai pasokan amunisi dan peralatan militer Korea Utara ke Rusia.
Ketiga negara mengatakan bahwa pengiriman senjata tersebut secara tajam meningkatkan jumlah korban jiwa akibat agresi Rusia di Ukraina.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh para diplomat utama negara-negara tersebut muncul beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov membantah klaim AS bahwa negaranya menerima amunisi dari Korea Utara ketika ia kembali dari perjalanan dua hari ke Pyongyang.
Gedung Putih sebelumnya mengatakan bahwa Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi ke Rusia. Gedung Putih merilis gambar yang menunjukkan kontainer-kontainer itu dimuat ke kapal berbendera Rusia sebelum dipindahkan dengan kereta api ke Rusia barat daya.