kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Kreatif mengembangkan bisnis baru (4)


Senin, 20 November 2017 / 09:00 WIB
Kreatif mengembangkan bisnis baru (4)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Pernah berjaya dengan bisnis gim, tidak membuat Chen Tianqio malas belajar hal-hal dan bisnis baru. Pria yang kini memiliki kekayaan senilai US$ 1,43 miliar versi Forbes tersebut, saat ini juga berinvestasi pada perusahaan peer to peer lending. Masih belum cukup, Chen juga merambak bisnis e-book dan komputasi awan. Meski belakangan, bisnis baru tersebut dilepas kepada perusahaan pesaing yang tertarik dengan perusahaan milik Chen.

Sejak tahun 2013, bisa dibilang Chen Tianqiao tidak terlalu getol di bisnis media hiburan internet. Beberapa tahun terakhir, Chen melalui Shanda Interactive lebih aktif di bisnis investasi. Terakhir, pada 2016, Shanda tercatat membeli 11,7% saham perusahaan peer to peer lending bernama LendingClub.

Masuknya Chen di bisnis peer to peer lending ini merupakan langkah diversifikasi Shanda setelah keputusan melakukan delisting saham Shanda Interactive di bursa Nasdaq Amerika Serikat (AS). Demikian juga saham Shanda Games.

Saat ini, bisnis media dan hiburan internet Shanda Interactive tercatat masih aktif dan memiliki beberapa lini bisnis anak usaha. Beberapa anak usaha ini di antaranya adalah musik, video, social platform e-book, sistem operasi android, jam tangan pintar dan program komputasi awan.

Namun beberapa anak usaha media hiburan Shanda ini ada yang tidak aktif dan ada yang sudah dijual ke kompetitor. Mengutip TechinAsia, salah satu lini bisnis Shanda yang dijual ke kompetitor yaitu bisnis buku elektronik (e-book) dan program komputasi awan yaitu Cloudary.

Pada 2012, awalnya Chen ingin agar bisnis e-book dan komputasi awan, Cloudary, miliknya bisa mencatatkan di bursa AS. Chen berharap, dari penawaran saham perdana publik atau initial public offering (IPO), Cloudary bisa menggaet dana segar US$ 200 juta.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×