kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KTT G20 Sesi Kedua Dimulai, Bahas Soal Kesehatan


Selasa, 15 November 2022 / 15:13 WIB
KTT G20 Sesi Kedua Dimulai, Bahas Soal Kesehatan
ILUSTRASI. Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo telah membuka sesi kedua pertemuan para kepala negara 20 ekonomi terbesar dunia (G20). Dita Alangkara/Pool via REUTERS


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BALI. Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) telah membuka sesi kedua pertemuan para kepala negara 20 ekonomi terbesar dunia (G20) pada hari ini, Selasa (15/11) siang. Pertemuan kedua dilaksanakan setelah makan siang. 

Setelah pada sesi pertama Jokowi dan para kepala negara G20 berbicara terkait perang yang tengah berkecamuk, pada sesi kedua topik yang didiskusikan adalah masalah kesehatan.

“Saat ini pandemi Covid-19 makin pulih. Namun, kita tidak boleh lengah. Darurat kesehatan berikutnya bisa muncul kapan saja. Makanya, dunia harus siap,” tegas Jokowi. 

Menurutnya, kesiapsiagaan akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian. Untuk itu, kelompok G20 harus mengambil langkah nyata segera. 

Baca Juga: Forum B20 Menghasilkan Komunike Terobosan Ekonomi Saat Ada Ancaman Resesi Global

Pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Jokowi menganggap dunia butuh organisasi kesehatan dunia yang lebih kuat dan bertaring. Plus, solidaritas dan keadilan harus menjadi ruh dalam arsitektur kesehatan global. 

Dalam hal ini, G20 telah membentuk pandemic fund. Namun, ini harus diikuti dengan penambahan kontribusi pendanaan agar dana pandemi ini bisa bermanfaat. Jokowi pun mengajak negara yang belum berkontribusi untuk kemudian menyuntik dana. 

“Indonesia sudah memberi komitmen US$ 50 juta. G20 juga harus ikut mengawal proses pembentukan traktat pandemi. Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, dan global,” tambahnya. 

Kedua, negara berkembang harus diperhatikan. Negara G20 juga tak boleh menutup mata terkait kesenjangan kapasitas kesehatan. Ia menilai, negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan bahkan harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset. 

Baca Juga: Presiden Dewan Eropa Minta Rusia Hentikan Perang

Ini bisa terjadi, bila investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas. Lebih lanjut, Jokowi tak ingin kesalahan saat pandemi Covid-19 terulang. Harusnya, ini jadi pembelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global. 

“‘Never again’ harus menjadi mantra kita bersama. Saya menantikan pandangan dan kontribusi Yang Mulia (kepala negara G20) bagi penguatan arsitektur kesehatan dunia,” tandasnya. 




TERBARU

[X]
×