Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu-satunya saham kendaraan listrik (EV) yang dimiliki Warren Buffett melalui Berkshire Hathaway adalah BYD, produsen mobil asal China. Meski hanya punya satu saham di sektor ini, Buffett tampaknya membuat pilihan yang tepat.
Sepanjang 2025, saham BYD melonjak sekitar 35%, berbanding terbalik dengan saham Tesla yang anjlok hampir 28%.
Keunggulan BYD atas Tesla ditopang oleh momentum pertumbuhan yang signifikan. Selama paruh pertama 2025, BYD berhasil menjual 2,15 juta kendaraan, tumbuh 33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, Tesla justru mencatatkan penurunan pengiriman sebesar 13%, dari 831.000 unit pada semester I-2024 menjadi sekitar 721.000 unit tahun ini.
Baca Juga: Warren Buffett Jual Saham US$ 133 Miliar di 2024, Dua Saham Ini Tetap Dipertahankan
Ekspansi global BYD juga menjadi pendorong utama kinerjanya. Dari total penjualan semester I, sebanyak 470.000 unit merupakan ekspor, melonjak 230% dibandingkan tahun lalu.
Bahkan pada April 2025, BYD mencatatkan tonggak sejarah dengan menyalip Tesla dalam penjualan mobil listrik di Eropa untuk pertama kalinya.
Faktor lain yang membedakan kedua perusahaan adalah gaya kepemimpinan. CEO BYD, Wang Chuanfu, dikenal sebagai pemimpin visioner yang rendah hati dan konsisten.
Sebaliknya, CEO Tesla Elon Musk kerap menjadi sorotan media karena kontroversi di luar bisnis, yang kerap memicu volatilitas saham. Contohnya, saat Musk mengumumkan niatnya membentuk partai politik baru di AS, saham Tesla langsung merosot sekitar 8%.
Charlie Munger, mendiang mitra bisnis Buffett, bahkan pernah menyebut Wang Chuanfu sebagai sosok yang lebih unggul dalam hal rekayasa produk dibanding Elon Musk.
Baca Juga: Cara Warren Buffett Membeli Saham Agar Konsisten Raih Cuan
Dari sisi valuasi, BYD dinilai lebih menarik. Saat ini, rasio harga terhadap laba (P/E ratio) BYD berada di angka 23, jauh lebih rendah dibanding Tesla yang mencapai 144.
Meski Tesla memiliki potensi pertumbuhan lewat robotaxi yang mulai beroperasi di AS, BYD juga tidak ketinggalan dengan teknologi swakemudi 'God’s Eye' miliknya.
Namun demikian, BYD tetap menghadapi sejumlah risiko, seperti ketatnya persaingan pasar EV di China dan potensi hambatan ekspor akibat tarif dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Dengan pertumbuhan penjualan yang solid, ekspansi global agresif, kepemimpinan stabil, dan valuasi yang lebih masuk akal, BYD saat ini tampak lebih menjanjikan dibanding Tesla.
Baca Juga: Warren Buffett Jual Saham Bank of America dan Citigroup, Dananya Dialihkan ke Sini
Saham kendaraan listrik asal China ini layak dipertimbangkan oleh para investor yang mencari prospek jangka panjang di sektor EV.