kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kudeta militer terjadi di Guinea, Presiden Alpha Conde ditahan pasukan khusus


Senin, 06 September 2021 / 09:05 WIB
Kudeta militer terjadi di Guinea, Presiden Alpha Conde ditahan pasukan khusus
ILUSTRASI. Presiden Guinea Alpha Conde berpidato pada sesi ke-74 Majelis Umum PBB di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 25 September 2019.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - CONAKRY. Pasukan khusus Guinea pada hari Minggu (5/9) bergerak untuk menggulingkan pemerintahan. Mereka melaporkan telah menahan presiden dan membubarkan pemerintah beserta konstitusinya. 

Dalam upaya kudeta ini, militer Guinea juga langsung menutup perbatasan darat dan udaranya untuk mencegah intervensi asing.

"Kami telah membubarkan pemerintah dan institusi. Kami akan menulis ulang konstitusi bersama," Mamady Doumbouya, kepala unit pasukan khusus Guinea melalui kanal televisi pemerintah, seperti dikutip Reuters.

Pada hari Minggu pagi, sejumlah tembakan meletus di dekat istana presiden di ibu kota, Conakry. Tak berapa lama, beredar video yang menunjukkan Presiden Alpha Conde telah dikelilingi oleh pasukan khusus.

Pihak militer mengatakan bahwa presiden kini dibawa ke sebuah lokasi yang dirahasiakan dan diawasi oleh pasukan yang dikomandoi langsung oleh Doumbouya. Sejumlah pejabat senior lain juga ikut ditahan.

Baca Juga: Inggris Memberikan Sanksi Bagi Perusahaan Myanmar Karena Mendukung Junta Militer

Kudeta militer Guinea ini telah mendapat teguran langsung dari PBB. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia mengutuk keras engambilalihan pemerintah secara paksa dan menyerukan agar Presiden Conde dibebaskan sesegera mungkin.

Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) mengancam akan menjatuhkan sanksi atas upaya kudeta militer tersebut. 

Organisasi regional Uni Afrika juga akan segera melalukan pertemuan untuk mencari langkah-langkah yang tepat menangani kekacauan di Guinea dan menyerukan kembalinya tatanan konstitusional.

Dipicu kemiskinan dan korupsi

Kepala unit pasukan khusus Guinea Mamady Doumbouya mengatakan bahwa kemiskinan dan korupsi endemik telah mendorong pasukannya untuk menggulingkan Presiden Conde dari jabatannya.

Conde memenangkan masa jabatan ketiga pada Oktober setelah mengubah konstitusi untuk memungkinkan dia menjabat kembali. Keputusan tersebut memicu protes keras dari oposisi.

Baca Juga: Varian baru virus corona kembali terlacak di Afrika Selatan

Beberapa minggu terakhir pemerintah bahkan meningkatkan pajak secara tajam untuk mengisi kembali kas negara. Harga bahan bakar juga dinaikkan hingga 20% yang mendorong serangkaian protes.

Guinea telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan selama dekade Conde berkuasa berkat kekayaan bauksit, bijih besi, emas, dan berliannya.

Tetapi, hanya sedikit warganya yang merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Para kritikus mengatakan pemerintahnya telah menggunakan undang-undang pidana yang membatasi perbedaan pendapat, sehingga warga kelas menengah ke bawah tidak memiliki ruang untuk bersuara.

"Sementara presiden menyatakan bahwa ia ingin memerintah secara berbeda dengan memberantas korupsi, penggelapan dana publik meningkat. Orang kaya baru mengejek kami," kata Alassane Diallo, penduduk Conakry, kepada Reuters.

Bukan cuma itu, Guinea juga dilanda perpecahan etnis serta korupsi yang semakin menjamur dan mendorong persaingan politik dalam beberapa tahun terakhir.

Selanjutnya: WHO pastikan gelombang ketiga Covid-19 di Afrika sudah terkendali




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×